Kamis, April 30, 2009

Kekayaan, Kesuksesan dan Cinta

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar.

Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.

Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata pria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.(afzn.com)

Selanjutnya... »»

Rabu, April 29, 2009

45 Mitos dan Fakta Seputar ASI

Kekhawatiran bahwa menyusui akan menyebabkan payudara kendur, hanyalah sebuah mitos yang tak terbukti kebenarannya. Presenter Sophie Navita, yang menyusui kedua anaknya mengatakan, mitos tersebut tidak benar. Payudara kendur, kata Sophie, karena kehamilan yang menyebabkan perubahan hormon.


"Payudara memble, itu karena hamil dan perubahan hormon bukan karena menyusui. Kalau nggak mau memble, ya jangan hamil," ujar Sophie dalam Obrolan Santai "Kembali ke ASI, Sebuah Pilihan Bijak", di Senayan City, Jakarta Selatan, Sabtu (9/8) sore.

Dalam sebuah buku panduan yang diperbanyak oleh World Vision Indonesia, disebutkan 45 mitos dan fakta tentang ASI. Ingin tahu? Inilah mitos (M) dan fakta (F) tersebut

*M : Menyusui menyebabkan payudara kendur. F : Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan.
*M : Payudara yang berukuran kecil, tidak dapat menghasilkan banyak susu. F : Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu.
*M : Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui. F : Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui, karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting.
*M : ASI pertama (yang berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi. F : ASI pertama (kolostrum) adalah zat terbaik bagi bayi.
*M : Kolostrum / ASI pertama adalah susu basi. F : Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh dan protein yang sangat kaya.
*M : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan makanan, yang lain boleh. F : ASI ekslusif berarti hanya memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.
*M : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan susu formula, lainnya boleh. F : ASI eksklusif berarti hanya boleh memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.
*M : ASI eksklusif tidak dapat dilakukan jika ibu bekerja. F : Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif.
*M : Hingga usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup bagi bayi. F : Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja.
*M : Pisang dapat menyembuhkan diare pada bayi. F : Makanan padat tidak dapat diolah oleh usus bayi hingga usia 6 bulan.
*M : Pisang dapat membersihkan usus bayi. F : Pisang tidak dapat membersihkan usus bayi melainkan merusak, karena usus bayi belum sanggup mengolah makanan hingga usia 6 bulan.
*M : Susu formula sama baiknya dengan ASI. F : Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI.
*M : Susu formula membuat bayi lebih sehat. F : Hanya jika diberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan yang membuat bayi lebih sehat.
*M : Untuk perkembangan otak, susu formula lebih baik daripada ASI. F : ASI mengandung AA/DHA yang sangat penting bagi pertumbuhan otak.
*M : Kombinasi ASI dan formula adalah yang terbaik bagi bayi. F : Yang terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan adalah hanya menerima ASI saja.
*M : Jika ASI belum atau tidak lancar dapat digantikan dengan susu formula. F : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.
*M : Jika ASI belum keluar, tidak ada gunanya menyusui bayi. F : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.
*M : Sementara ASI belum keluar, bayi dapat diberikan susu formula atau madu. F : Pemberian makanan lain selain ASI meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang masih belum siap.
*M : Agar bayi tidak kuning dan tidak demam, dapat diberi makanan atau minuman lain sebelum ASI keluar. F : Bayi yang kuning harus banyak menerima sinar matahari pagi dan lebih sering diberi ASI.
*M : Jika bayi terus menangis berati ASI-nya kurang. F : Bayi menangis belum tentu lapar.
*M : Ibu yang banyak minum susu, akan menghasilkan banyak ASI. F : Banyaknya ASI yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Semakin sering bayi menyusu semakin banyak ASI yang dihasilkan.
*M : Agar menghasilkan banyak ASI, Ibu harus banyak makan sayuran. F : Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang dihasilkan.
*M : Jika ibu sakit, bayi akan tertular melalui ASI. F : Ketika sakita, tubuh ibu membuat zat kekebalan tubuh yang juga disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi tidak akan sakit.
*M : Ibu yang kurang vitamin tidak dapat menyusui bayinya. F : Ibu yang kurus sekalipun tetap dapat menghasilkan banyak ASI asalkan sering menyusui.
*M : Menyusui tidak boleh dilakukan sambil berbaring. F : Menyusui dapat dilakukan sambil berdiri, duduk ataupun berbaring.
*M : Bayi yang sedang sakit tidak boleh disusui. F : Bayi yang sedang sakit harus lebih sering diberi ASI.
*M : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan tidak akan merugikan. F : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.
*M : Bayi baru lahir perlu diberikan air teh agar memiliki tenaga. F : Pemberian air teh kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.
*M : Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk dapat menyusui bayi. F : Kecuali dalam situasi darurat, ibu yang baru melahirkan mampu menyusui bayinya segera, memeluk dan menyusui bayi adalah penghilang sakit dan rasa lelah ibu.
*M : Bayi baru lahir tidak dapat menyusu sendiri. F : Bayi memiliki naluri kuat untuk mencari puting dalam satu jam pertama setelah lahir.
*M : ASI belum keluar pada hari pertama setelah melahirkan. F : Meskipun tidak terasa, kolostrum (ASI pertama), akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi.
*M : Tidak ada gunanya menyusui bayi sejak kelahirannya. F : Kolostrum adalah cairan yang kaya dengan zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi. Bayi yang menyusui langsung akan merangsang ASI cepat keluar.
*M : Bayi harus dibungkus dan dihangatkan dibawah lampu selama dua jam setelah lahir. F : Bayi bukan anak ayam. Kehangatan terbaik bagi bayi diperoleh melalui kontak kulit bayi ke kulit ibu, karena kehangatan tubuh ibu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Kontak kulit bayi ke kulit ibu membuat ASI semakin cepat keluar.
*M : ASI pertama/kolostrum sangat sedikit, sehingga bayi lapar dan menangis. F : ASI pertama memang sedikit, tapi cukup untuk memenuhi perut bayi yang hanya dapat diisi sebanyak 4 sendok teh.
*M : Bayi menangis, pasti karena lapar. F : Bayi menangis bisa diakibatkan karena merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, merasa sakit, dan sebagainya, belum tentu lapar.
*M : Bayi menangis karena lapar perlu diberi makanan atau minuman lain. F : Jika bayi lapar, beri ASI lagi. Sering-sering diberi ASI tidak akan membuat bayi lapar.
*M : ASI yang penting hanyalah cairan yang berwarna putih. F : Kolostrum/ASI pertama (kekuningan/tidak berwarna) adalah ASI yang paling penting untuk memberikan kekebalan kepada bayi. ASI yang berwarna putih adalah yang paling penting untuk kebutuhan bayi sampai 6 bulan pertama.
*M : Bayi kedinginan sehingga perlu dibedong. F : Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Bedong bayi terlalu ketat akan membuatnya lebih kedinginan.
*M : Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri. F : Suami atau anggota keluarga ibu dapat membantu Inisiasi Menyusu Dini.
*M : Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. F : Sementara sibuk, ibu bisa melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
*M : Ibu harus dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. F : Sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan IMD.
*M : Bayi perlu diberikan suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir. F : Benar, tapi dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi selesai menyusu awal.
*M : Bayi harus segera dibersihkan setelah lahir. F : Ditunda 1 jam tidak akan mengubah berat dan tinggi bayi.
*M : Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi kesempatan IMD pada bayi yang lahir dengan operasi caesar. F : Mungkin, tapi adalah tugas orangtua untuk membela hak sang bayi. Tenaga kesehatan dapat diberi penjelasan, dan suami atau anggota keluarga dapat membujuk agar bayi dibiarkan untuk IMD.
*M : Ibu belum bisa duduk/duduk miring untuk memberikan ASI. F : Siapa yang mengharuskan duduk? Bayi dapat menyusu pada saat tengkurap di dada ibu.

Selanjutnya... »»

Selasa, April 28, 2009

Pesankan saya tempat di neraka !!! (sebuah kisah tragis dari mesir)

Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat.
Seorang kolumnis majalah Al Manar
mengisahkannya…


Musim panas merupakan ujian yang cukup berat.
Terutama bagi muslimah, untuk tetap
mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah
dan
panas tak lantas menjadikannya menggadaikan
akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan
menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa
dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.Dalam
sebuah perjalanan yang cukup panjang,
Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada
seorang perempuan muda berpakaian kurang layak
untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.
Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung
kursi dekat pintu keluar.
Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu
mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan
sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak
setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya
mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa
mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi
dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga
melanggar aturan agama dan norma kesopanan.
Tahukah Anda apa respon perempuan muda
tersebut?
Dengan ketersinggungan yang sangat ia
mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa
privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya
adalah hak prerogatif seseorang.
“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong
pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!
Sebuah respon yang sangat frontal.
Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus
menggumamkan kalimat-kalimat Allah.
Detik-detik berikutnya suasanapun hening.
Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap
dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda
itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung
tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.
Kini semua penumpang bersiap-siap untuk
turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan
muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia
berada didekat pintu keluar. “Bangunkan saja!”
begitu kira-kira permintaan para penumpang.
Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda
tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui
ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus
beristighfar, menggumamkan kalimat Allah
sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk
disampingnya.
Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam
keadaan
menantang Tuhan. Seandainya tiap orang
mengetahui akhir hidupnya….
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa
berakhir setiap saat…
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan
Tuhannya dalam keadaan yang buruk…
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan
Allah…
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih
terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang
dekat denganNYA semakin dekat.
Dan mereka yang terlena seharusnya segera
sadar…
mumpung kesempatan itu masih ada.

Selanjutnya... »»

Senin, April 27, 2009

Kisah Sedih Si Gadis Miskin

Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.


Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya?

Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat.

Muha tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari.

Selang beberapa waktu atas kehendak Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya...kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa?

Bukankah ia juga berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain?

Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan.

Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut.

Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan.

Bila gaun yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin elok, anggun dan menawan.

Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi. Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang di nanti-nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya.

Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha.

Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat.

Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba-tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek.

Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha.

Demikian kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga-bunga telah layu dan mati, burung-burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan-angankan akan menjadi paling indah dan berkesan itu, berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan.

Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya.?


(SUMBER: Serial Kisah Teladan, Muhammad bin Shalih al-Qahthani, seperti dinukilnya dari Mausu’ah al-Qishshash al-Waqi’iyyah dengan perubahan semestinya, Penerbit DARUL HAQ, telp.021-4701616)

Selanjutnya... »»

Minggu, April 26, 2009

Menyalahkan & Merendahkan Diri adalah Tindakan Egoisme

Suatu kali, Krishna pura-pura menderita sakit kepala yang amat parah dan tidak tertahankan! Peran-Nya dimainkan dengan sungguh-sungguh. kepala-Nya dibalut dengan kain hangat dan Ia berguling-guling dengan gelisah di tempat tidur.

Mata-Nya merah dan Beliau betul-betul nampak amat menderita. Wajah-Nya juga nampak bengkak dan pucat. Rukmini, Sathyabama dan ratu-ratu yang lain tergesa-gesa kian ke mari dengan bermacam-macam obat-obatan dan pereda sakit, tetapi semuanya tidak bermanfaat. Akhirnya mereka meminta nasehat pada Narada dan Narada pun mengunjungi kamar si Sakit untuk berunding dengan Krishna sendiri, obat apa yang dapat menyembuhkan-Nya.
Krishna memberi tahu Narada agar membawa - tahukah engkau apa obatnya? - Debu dari kaki seorang bhaktha yang sejati! Dalam sekejap mata Narada menjelmakan dirinya di hadapan beberapa bhaktha Krishna yang terkenal; tetapi mereka merasa terlalu rendah untuk mempersembahkan debu kaki mereka agar digunakan oleh junjungan mereka sebagai obat!
Itu juga sejenis egoisme. “Aku rendah, hina kecil, tidak berguna, miskin, penuh dosa, kurang baik” - perasaan semacam itu juga egoistis. Jika tidak ego, engkau tidak akan merasa tinggi atau rendah. Tidak ada seorang pun yang mau memberikan debu yang dibutuhkan Tuhan, mereka merasa demikian tidak berharga, kata mereka. Dengan kecewa Narada kembali ke tempat tidur Krishna. Kemudian Krishna bertanya kepadanya: “Apakah engkau sudah mencoba di Brindawan, tempat tinggal para gopi?” Para ratu menertawakan saran tersebut dan bahkan Narada bertanya dengan putus asa: “Apakah yang mereka ketahui tentang bhakti?” Walaupun demikian orang bijaksana tersebut harus cepat-cepat ke sana. Ketika para gopi mendengar Krishna sakit dan bahwa debu dari kaki mereka mungkin dapat menyembuhkannya, tanpa berpikir sedikit pun mereka mengumpulkan debu dari kaki mereka dan diberikan kepada Narada. Pada saat Narada tiba di Dwaraka, sakit kepala itu telah lenyap. Ini hanyalah drama lima hari, untuk mengajarkan bahwa merendahkan diri sendiri juga merupakan egoisme dan semua perintah Tuhan harus dipatuhi tanpa ragu-ragu oleh semua bhaktha.

Selanjutnya... »»

Sabtu, April 25, 2009

Satu Kebaikan Diganjar 10 Kali Lipat

Oleh: Hasan Husen Assagaf
Ada bingkisan kado yang datang dari sahabat dan misanan Rasulallah saw, Imam Ali bin Abi Thalib ra. Sebelum kita buka bingkisanya, saya teringat dengan sebuah hadist Rasulallah saw yang berbunyi “Barangsiapa melepaskan seorang mu’min dari kesusahan hidup di dunia,niscaya Allah akan melepaskan kesulitan dari dirinya di hari kiamat.

Barangsiapa memudahkan urusan seorang mu’min yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya”.
Mari kita bersama sama membuka bingkisan kado Imam Ali bin Abi Thalib ra yang penuh dengan mutiara hikmah yang bisa dijadikan sebagai teladan bagi kehidupan kita sehari hari. Silahkan menyimak.
DI PAGI yang cerah, seroang pengemis datang ke rumah Imam Ali bin Abi Thalib. Badannya kurus kering, pakaiannya cumpang camping, dan rambutnya tidak terurus. Ia datang kepada beliau meminta makanan. Imam Ali pada saat itu sedang berdiri di muka pintu. Lalu beliau menyuruh anaknya Hasan “Ya Hasan, masuklah ke dalam, minta dari ibumu, Fatimah, uang satu dinar yang masih tersisa 6 dinar dari uangku” kata beliau. Sayyidina Hasan langsung masuk kedalam meminta uang kepada ibunya sesuai dengan perintah ayahnya.
Tak lama kemudian Hasan pun keluar tanpa membawa apa apa. Ia menjelaskan bahwa ibunya tidak memberikanya karena uang yang 6 dinar, katanya, akan digunakan untuk membeli tepung gandum. Dengan sedikit jengkel beliau berkata kepadanya “Tidak akan benar iman seseorang sehingga ia berkeyakinan bahwa apa yang berada di tangan Allah lebih baik dan lebih afdhol dari pada apa yang berada di tangannya”. Kemudian ia menyuruh lagi anaknya Hasan untuk mengambil uang satu dinar dari ibunya, Fatimah. Adapun kali ini Hasan keluar dengan membawa uang satu dinar. Imam Ali mengambil uang itu lalu diserahkan kepada pengemis tadi.
Belum sempat Imam Ali ra masuk ke dalam rumahnya, tiba tiba seseorang datang dengan menuntun seekor unta. Ia menawarkan beliau untanya seharga 140 dirham. Tanpa tawar menawar, Imam Ali ra setuju membelinya. Beliau menjajikannya akan membayar harga untanya di sore hari. Orang itu pun setuju. Lalu imam Ali mengikat unta tadi di depan rumahnya.
Di siang harinya ada seseorang melewati rumah beliau. ia melihat seekor unta diikat di depan rumah. Ia bertanya kepada beliau “Apakah unta ini akan dijual?”. Beliau menjawab “ Ya, betul unta itu akan kujual dengan harga 200 dirham. Apakah kau berminat membelinya?”. Orang itu melihat lagi unta tersebut untuk kesekian kalinya. Akhirnya, Ia tertarik untuk membelinya. “Ya, aku berminat membeli unta ini dengan harga 200 dirham”, ujarnya. Orang itu langsung merogoh kantongnya dan membayar kontan harga unta sebesar 200 dirham kepada Imam Ali ra.
Di sore harinya orang yang menjual untanya kepada Imam Ali datang untuk menagih uang penjualanya. Beliau langsung memberikan kepadanya 140 dirham sesuai dengan perjanjian. Untung Imam Ali dari penjualan unta 60 dirham diberikan kepada istrinya, Fatimah ra. Dengan keheranan siti Fatimah menerima uang itu seraya berkata “Dari mana kau dapatkan uang sebanyak ini?”. Imam Ali pun tersenyum, lalu berkata “Ini adalah apa yang telah dijanjikan Allah melalui lisan nabi kita Muhammad saw (Barangsiapa membawa amal baik maka baginya pahala sepuluh kali lipat).” Al an’am 160
Kisah di atas patut dijadikan bahan renungan. Agar kita memiliki sikap hidup yang selalu memberi perhatian kepada yang miskin, yang lemah dan yang di bawah. Biarpun kita kaya dan memiliki harta berlimpah-limpah, semua itu tak berarti sedikit pun jika tak memiliki sifat perhatian untuk mengangkat yang di bawah dan menolong yang miskin. Nah, kalau begitu, jadilah kita seseorang yang memiliki jiwa seperti Imam Ali ra dan seperti yang diajarkan Nabi agar tetap memiliki rasa kesederhanaan agar tidak menimbulkan iri dan dengki terhadap kelompok miskin.
Kalau kita tidur, Allah tidak tidur. Kalau kita lupa Allah tidak akan lupa Dunia itu berputar, sesaat ia berada diatas dan sesaat lagi berada di bawah. Kalau kita sedang berada di atas jangalah angkuh, bangga dan lupa kepada yang di bawah, sebaliknya kalau kita berada di bawah jangalah gelisah atau putus asa. Sesungghunya di langit itu ada kerajaan yang Maha Besar, tertulis di depan pintu gerbangya: “Dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami” almu’minun 17
Maka, cintailah yang di bumi agar yang di langit mencitaimu.
Wallahua’lam

Selanjutnya... »»

Jumat, April 24, 2009

Tomat dan Berbagai Manfaatnya

Tomat, adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit.


Kalau dirunut sejarahnya, tomat atau Lyopercisum esculentum pada mulanya ditemukan di sekitar Peru, Ekuador dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan ‘apel cinta’ atau pomme d’amour. Dikatakan sebagai apel cinta, karena tomat diyakini mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkanjumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.

Tomat juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dllnya. Rasanya yang sedikit asam bahkan membuat selera makan meningkat. Lebih jauh menurut penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat, pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu,gangguan pencernaan dan memulihkan fungsi lever. Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, juga berhasil menemukan manfaat tomat lainnya. Menurutnya, gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Hal ini juga diakui oleh dokter gizi, Dr. Leane Suniar Manurung, MSc. Melihat khasiat tomat begitu banyak, maka tomat baik dikonsumsi siapapun sejak usia dini. “Apalagi tomat juga timggi kandungan vitamin C dan vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.” Tapi tomat seperti apa yang baik dikonsumsi? Jika melihat dipasaran, kita bisa menemukan tomat dengan dua warna, yakni warna merah dan hijau. Perbedaan warna ini menunjukan kandungan vitaminnya. Menurut Leane, tomat yang baik dikonsumsi adalah tomat merah. Tomat berwarna merah mengandung vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat hijau.Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. “Karena itu anak kecil sebaiknya dibiasakan banyak makan tomat merah. Ini penting untuk kesehatan matanya,” ujar Leane. Jadi, tak pelu ragu memberi si kecil tomat. Sejak usia 6 bulan, seorang anak mulai dibiasakan memakan tomat yang dicampur dengan sayuran lainnya. Menghancurkan Radikal Bebas

Dalam pigmen warna merah pada tomat, mempunyai nilai lebih lainnya. Warna merah pada tomat lebih banyak mengandung lycopene, yaitu suatu zat antioksidan yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat rokok, polusi dan sinar ultraviolet. Selain itu, belakangan diketahui lycopene juga berkhasiat membantu mencegah kerusakan sel yang dapat mengakibatkan kanker leher rahim, kanker prostat, kanker perut dan kanker pankreas. “Memang lycopene tidak hanya ditemukan pada tomat, tetapi juga pada anggur merah, semangka dan pepaya. Namun, lycopene yang paling banyak terdapat pada tomat,” terang Leane.

Untuk mendapat khasiatnya, terutama untuk orang dewasa, lanjut Leane tomat sebaiknya dimakan setiap pagi sebanyak satu atau dua buah. Rasa asam pada tomat berasal dari kandungan asam sitrat menyebabkan tomat terasa segar, sehingga dapat menambah nafsu makan. Rasa asam ini sangat baik dokonsumsi saat kita mengalami mual atau dikonsumsi oleh para wanita yang mengalami PMS (Pre Menstrual Syndrome). Jika tak kuat dengan rasa masamnya, terutama untuk yang yang memiliki penyakit maag, Leane tak menyarankan mengkonsumsinya walapun dalam bentuk jus yang sudah ditambah gula, sebab akanmemperburuk kondisi penyakit. Lebih Baik Diolah

Berbeda dengan sayuran lainnya yang lebih bermanfaat jika dimakan mentah-mentah, ternyata tomat lebih baik dicampur dengan masakan atau dihancurkan sebelum dimakan. Para peneliti menemukan lycopene yang dikeluarkan pada tomat tersebut lebih banyak dibandingkan dengan tomat yang langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Sayangnya, meskipun kandungan lycopennya berlimpah, pasta tomat dan saus tomat yang dijual dipasaran sudah banyak dibubuhi bahan tambahan makanan seperti pewarna atau pengawet sintetis. ” Bahan tambahan ini justru merangsang munculnya banyak radikal bebas yang memicu kanker.

Manfaat Tomat

Membantu menurunkan resiko gangguan jantung
Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.
Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.
Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia ( age-related macular degeneration).
Mengurangi resiko radang usus buntu.
Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
Menghilangkan jerawat.
Mengobati diare
Meningkatkan jumlah sperma pada pria
Memulihkan fungsi lever.
Mengatasi kegemukan
Tips Mengolah Tomat Sebagai Obat

Untuk mengobati keseleo:

Sembuhkan dengan ramuan tomat. Buah tomat diblender, lalu sarinya dicampur dengan minyak wijen, dengan perbandingan 1:1. Setelah itu, dipanaskan hingga tinggal minyaknya saja. Kemudian, minyak tersebut dipakai memijat sendi-sendi yang keseleo tadi.

Untuk mengobati bisul:

Ambil sebuah tomat. Lalu, seluruh daging dan biji tomat dipanaskan, dan diletakkan di atas bisul. Tak lama kemudian bisul itu pecah, dan sekaligus disembuhkannya.

Untuk pengobatan jerawat:

Ambilah sebuah tomat yang telah direbus, kemudian potong-potong. Gosokkan potongan itu pada wajah yang berjerawat secara perlahan. Diamkan selama sepuluh menit. Setelah itu bilas wajah dengan air. Lakukan rutin selama satu bulan. BIma Tips Memilih Tomat

Pilih tomat yang matang berwarna merah tua.

Pilih tomat yang masih keras dan tidak ada bagian yang lunak. Jika ada bagian yang lunak, berarti ada bagian yang sudah mulai membusuk di dalamnya.

Jangan pilih tomat yang kusam, pilih yang warnanya masih mengkilap.

Perhatikan pada pangkal tomat, jika berbau agak asam dan sudah mulai berarir, berarti sudah mulai terjadi pembusukan. Pilih tomat yang kulitnya masih segar dan belum keriput, untuk menandakan bahwa tomat tersebut masih baru.

Selanjutnya... »»

Kamis, April 23, 2009

Kisah Seorang Kiai Mencari Jodoh di Tempat Pelacuran

Kiai Marwan, adalah seorang kiai dari Nganjuk. Kiai ini sudah hampir mendekati lima puluh tahun usianya, tetapi masih membujang. Keinginan untuk berkonsentrasi sebagai Kiai tanpa menghiraukan urusan dunia termasuk wanita, membuatnya menjadi bujang lapuk.

Tapi soal kebutuhan penyaluran syahwat, tetap saja mengusik setiap hari. Apalagi kalau ia berfikir, siapa nanti yang meneruskan pesantrennya kalau ia tidak punya putra ?
Dengan segala kejengkelan pada diri sendiri dan gemuruh jiwanya, akhirnya Kiai Marwan melakukan istikhoroh, mohon petunjuk kepada Allah, siapa sesungguhnya wanita yang menjadi jodohnya?
Petunjuk yang muncul dalam istikhoroh, adalah agar Kiai Marwan mendatangi sebuah komplek pelacuran terkenal di daerahnya. “Disanalah jodoh anda nanti…” kata suara dalam istikhoroh itu.
Tentu saja Kiai Marwan menangis tak habis-habisnya, setengah memprotes Tuhannya. Kenapa ia harus berjodoh dengan seorang pelacur ? Bagaimana kata para santri dan masyarakat sekitar nanti, kalau Ibu Nyainya justru seorang pelacur? “Ya Allah…! Apakah tidak ada perempuan lain di dunia ini ?”
Dengan tubuh yang gontai, layaknya seorang yang sedang mabuk, Kiai Marwan nekad pergi ke komplek pelacuran itu. Peluhnya membasahi seluruh tubuhnya, dan jantungnya berdetak keras, ketika memasuki sebuah warung dari salah satu komplek itu. Dengan kecemasan luar biasa, ia memandang seluruh wajah pelacur di sana, sembari menduga-duga, siapa diantara mereka yang menjadi jodohnya.
Dalam keadaan tak menentu, tiba-tiba muncul seorang perempuan muda yang cantik, berjilbab, menenteng kopor besar, memasuki warung yang sama, dan duduk di dekat Kiai Marwan. “Masya Allah, apa tidak salah perempuan cantik ini masuk ke warung ini?” kata benaknya.
“Mbak, maaf, Mbak. Mbak dari mana, kok datang kemari ? Apa Mbak tidak salah alamat ?” tanya Kiai Marwan pada perempuan itu. Perempuan itu hanya menundukkan mukanya. Lama-lama butiran airmatanya mulai mengembang dan menggores pipinya. Sambil menatap dengan mata kosong, perempuan itu mulai mengisahkan perjalanannya, hingga ke tempat pelacuran ini. Singkat cerita, perempuan itu minggat dari rumah orang tuanya, memang sengaja ingin menjadi pelacur, gara-gara ia dijodohkan paksa dengan pria yang tidak dicintainya.
“Masya Allah…. Masya Allah… Mbak.. Begini saja Mbak, Mbak ikut saya saja .…” kata Kiai Marwan, sambil mengisahkan dirinya sendiri, kenapa ia pun juga sampai ke tempat pelacuran itu. Dan tanpa mereka sadari, kedua makhluk itu akhirnya sepakat untuk berjodoh.
Kisah tentang kiai Marwan ini sesungguhnya merupakan refleksi dari rahasia Allah yang hanya bisa difahami lebih terbuka dari dunia Sufi.
Hal ini menggambarkan bagaimana dunia jiwa, dunia moral, dunia keindahan dan kebesaran Ilahi, harus direspon tanpa harus ditimbang oleh fakta-fakta normatif sosial yang terkadang malah menjebak moral seorang hamba Allah.
Sebab tidak jarang, seorang Kiai, sering mempertaruhkan harga dirinya di depan pendukungnya, ketimbang mempertaruhkan harga dirinya di depan Allah. Dan begitulah cara Allah menyindir para Kiai, dengan menampilkan Kiai Marwan ini. (NN).

Selanjutnya... »»

Rabu, April 22, 2009

Kisan Mantan Petugas Keamanan

Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya.


Pengusaha perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota.
Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan ibarat roda yang berputar.
>
Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan 50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks perumahan Pesona Depok.
Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk
memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya.
Prinsip manajemen “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, beliau kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.
Untuk menyiapkan rumah itu secara utuh diperlukan tambahan dana sebesar 10 juta. Meski demikian, Fauzi tidak berputus asa. Setiap malam jumat, Fauzi dan pekerjanya sebanyak 12 orang, selalu melakukan wirid Yasiin, zikir dan memanjatkan doa agar usaha yang sedang mereka rintis bisa berhasil. Mungkin karena usaha itu dimulai dengan sikap pasrah, rumah itupun siap juga. Nasib baik memihak Fauzi. Rumah yang beliau bangun itu laku Rp 51 juta. Uang hasil penjualan itu selanjutnya digunakan untuk membeli tanah,
membangun rumah, dan menjual kembali. Begitu seterusnya, hingga pada 1992 usaha Fauzi membesar. Tahun itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun yang beliau dirikan, Fauzi mulai membangun 470 unit rumah mewah Pesona Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360 unit rumah pesona Depok 2. Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan yang juga di Depok. Kini telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500 unit rumah dan pesona khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan pesona khayangan 3 dan 4 masih dalam tahap pematangan tanah.
Harga rumah group pesona milik Fauzi tersebut antara 200 juta hingga 600 juta per unit. Yang menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang dilakukannya sejak awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia menggelar pengajian akbar yang disebut dengan pesona dzikir yang dihadiri seluruh buruh, keluarga dan kerabat di komplek pesona khayangan pertengahan september lalu, ada sekitar 4.000 orang yang hadir. Setiap orang yang hadir mendapatkan sarung dan 3 stel gamis untuk shalat. Setelah itu, ketika
beranjak pulang, setiap orang tanpa kecuali, diberi nasi kotak dan uang Rp 10.000. tidak mengherankan, suasana berlangsung sangat akrab. Mereka saling bersalaman dan berpelukan. Tidak ada perbedaan antara bawahan dan atasan. Menurut Fauzi, beliau sendiri tidak pernah membayangkan akan menjadi seperti ini.
“Ini semua dari Alloh. Saya tidak ada apa2nya.” Kata pria yang sehari-hari berpenampilan sederhana ini. Karena menyadari bahwa semua harta itu pemberian Alloh, Fauzi tidak lupa mengembalikannya dalam bentuk infak dan shadaqoh kepada yang membutuhkan. Tercatat, beberapa masjid telah dia bangun dan sejumlah kaum dhuafa dan janda telah disantuninya. Usaha yang dijalankannya tersebut, menurut Fauzi ibarat menanam padi. “Dengan bertanam padi, rumput dan ilalang akan tumbuh. Ini berbeda kalau kita bertanam rumput, padi tidak akan tumbuh”. Kata Fauzi.
Artinya, Fauzi tidak menginginkan hasil usaha untuk dirinya sendiri. “Saya hanya mengambil, sekedarnya, selebihnya digunakan untuk kesejahteraan karyawan dan sosial.” Katanya.
Sekitar 60 % keuntungan digunakan untuk kegiatan sosial, sedangkan selebihnya dipakai sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp 70 milyar yang digunakan untuk kegiatan sosial.
“Jadi, keuntungan perusahaan ini adalah nol.” Kata Fauzi. ” Jika setiap bangun pagi , kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang
telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa menikmati hidup ini dengan bahagia”

Selanjutnya... »»

Selasa, April 21, 2009

Kisah cinta sejati wanita etnis yang berjuang mempertahankan keyakinan

Assalamualaikum Wr Wb.
Sebelum aku memulai cerita aku ini, izinkanlah aku untuk memohon maaf apabila ada pihak2 yang tidak berkenan dengan cerita aku ini, terutama keluargaku. Untuk itu nama2 orang dan tempat tidak akan aku sebutkan.


Aku ucapkan terimakasih untuk Retno (bukan nama sebenarnya) dari Univ. T.di kotaku yg mau menuliskan kisah sejati aku ini. Semoga kisah sejati aku ini menjadi inspirasi buat orang yg membacanya atau mengalami hal yg sama.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan Hidayah pada kita semua.

Aku, panggil saja "Mawar", beurusia 30an thn dilahirkan di sebuah pulau di sebrang pulau jawa, di kota P. Aku lahir sebagai anak terakhir dari 4 besaudara. Kakakku yg pertama dan kedua, laki2, sedangkan yg ketiga perempuan. Kami berasal dari keluarga keturunan dan kami merupakan generasi ke 4 yg sudah menetap di negri ini. Kakek buyut kami merupakan
pendatang dari negri jauh dr sebrang di awal abad 20. Keluarga kami memulai bisnis benar2 dari bawah, menurut cerita orang tua kami, dulu kakek buyut kami hanya berjualan dengan pikulan bahan2 kebutuhan pokok seperti gula, garam, beras dll keluar masuk kampong. Usahanya baru berkembang dengan pesat setelah pada tahun2 awal setelah kemerdekaan, pemerintah pada waktu itu mulai menggalakan usaha yg dilakukan oleh bangsa sendiri/pribumi.

Waktu itu dikenal istilah Ali Baba. Ali untuk pangggilan pribumi,sedangkan Baba untuk warga keturunan seperti kami. Waktu itu pengusaha pribumi asli diberikan kemudahan perizinan usaha, bahkan mengimport dari negara2 lain, tapi umumnya mereka tidak punya banyak modal. Waktu itu banyak warga keturunan yg mempunyai banyak modal kemudian membeli ijin usaha yg diperoleh olah para bribumi tsb, sehingga mereka secara mudah melakukan export import dengan negri2 tetangga (singapura, Malaysia ,hongkong, dll) yg pada waktu itu memang juga dikuasai olah warga dari etnis kami.

Singkat cerita, bisnis keluarga kami benar2 menjadi semakin besar dan merambah ke segala bidang, mulai dari pertambangan, tambang emas,property, perkebunan, dll. Boleh dibilang kekayaan keluarga kami sudah diatas rata2 dari orang kaya di negri ini, above than ordinary rich.

Harta kekayan kami yg amat melimpah itu sampai orang tua kami kadang kala risau seandainya tiba2 kami sekeluarga (tiba2) meninggal sehingga tak ada yg mengurus harta yg sedemikian banyaknya itu. Untuk itu kami sekeluarga tak pernah melakukan perjalanan dengan pesawat secara bersama2. Andai kami sekeluarga akan melakukan liburan pada saat dan tempat yg sama, maka biasanya kami dibagi menjadi 2 atau 3 penerbangan, Papa dan mama satu esawat, dan kami sisanya juga dibagi 2 penerbangan yg lain. Sehingga apabila terjadi sesuatu musibah, maka akan tetap ada bagian keluarga kami yg masih selamat, dan tetap bisa mengurus bisnis dan kekayaan kami.
Aku sengaja cerita panjang lebar latar belakang keluarga kami, sebab ini akan berhubungan sekali secara emosi dengan kisah aku selanjutnya.

Papa kami lahir dan dibesarkan di pulau ini, selepas sekolah menengah atas beliau melanjutkan sekolah bisnis di negri H, sehingga begitu kembali ke negri ini, beliau manjadi businessman yg amat handal, dan mempunyai banyak teman2 bisnis di berbagai negara. Papa sebenarnya orang yg rendah hati, pendiam, bicaranya terukur dan seperlunya, jarang marah pada anak2nya.
Sedangkan mama, sebenarnya berasal dari pulau lain, dia dulu pernah bekerja pada perusahaan kakek kami (orang tua dari papa), sebelum akhirnya bertemu papa dan menikah.
Mama orangnya keras, pintar, lincah, banyak pergaulan, sehingga kadang kami berpikir, papa seperti takluk pada mama.
Banyak kebijakan perusahaan yg berasal dari ide mama, dan memang selalu sukses. Papa dan mama, memang pasangan yg serasi, saling mengisi kekurangan. Masa kecil aku lalui dengan penuh kebahagian, dan sejak SD sampai SMA aku disekolahkan disebuah sekolah swasta terkemuka di kota kami, yg siswanya banyak berasal dari anak2 pejabat, bupati, gubernur,dll. Aku berbaur dengan siapapun tanpa memandang golongan, agama dan ras. Kadang aku diundang untuk mampir bermain kerumah mereka (anak bupati,gubernur) sepulang sekolah, sehingga aku mengenal labih dekat dengan keluarga mereka. Ini pula yg kelak bermanfaat buat perusahaan keluarga aku.

Di sekolah kami, ada pelajaran agama untuk tiap2 pemeluknya. Pada saat itu tiap ada jadwal pelajaran agama tertentu, maka bagi pemeluk agama yg lain diperbolehkan keluar kelas, tapi boleh juga tetap tinggal dikelas apabila memang menghendaki. Jadi misalnya hari ini giliran pelajaran agama Islam,maka murid2 non muslim diperbolehkan meninggalkan kelas, begitupula
sebaliknya apabila ada pelajaran agama lain. Tapi aku sendiri sering tetap tinggal dikelas mendengarkan apa yg diajarkan ibu guru agama Islam di kelas kami.

Saudara2 ku semua....

Entah kenapa aku yg sejak lahir dididik secara non muslim, bahkan tiap minggu aku beribadah di tempat ibadah kami, merasa tertarik dengan ajaran agama Islam. Aku sendiri tak tahu datangnya dari mana. Semacam ada panggilan dari hati aku yg paling dalam, tapi saat itu aku pikir mungkin itu hanya rasa keingintahuan semata, bukan mendalami secara jauh dan mendalam. Tiap mendengar azan, entah kenapa hati aku selalu bergetar.
Dirumah kami yg besar, kadang hanya aku seorang diri, orang tua kami selalu sibuk di Jakarta sehingga hanya beberapa hari dirumah dalam sebulan, kakak2 aku ada yg sudah kuliah di luar negri, sehingga rumah mempunyai 6 kamar yg besar2, yg seharusnya cukup untuk menampung 20 orang, hanya dihuni oleh aku sendiri. Pembantu, sopir, satpam, tinggal di pavilion khusus untuk mereka yg terletak terpisah dengan rumah induk . Dalam kesunyian itu hati aku merasa sejuk tiap mendengar ayat suci Al Quran yg kadang tak sengaja aku dengarkan di TV.
Kembali ke pelajaran agama di kelas. Entah mengapa aku makin tertarik untuk mendalami ajaran agama Islam tiap ada pelajaran agama dikelas.
Melihat ibu guru yg mengenakan kerudung, dengan wajah yg bersih,bersinar,hati aku terasa sejuk. Dengan melihat wajah ibu guru itu saja aku sudah merasa damai. Tanpa aku sadari kadang aku mencatat apa yg ibu guru iru ajarkan, bahkan aku mulai hapal diluar kepala ayat2 yg pendek2. Itu semua benar2 terjadi begitu saja, tanpa ada aku sadari dan tanpa bisa dicegah
oleh diri aku sendiri. Pernah ibu guru tsb menghampiri aku yg tak sengaja,secara reflex mencatat pelajaran tetang haji yg dia tulis di papan tulis.

Beliau tahu aku non muslim, dan menghampiri tempat duduk ku, jantung ku berdebar keras membayangkan kemungkinan aku diusir dari kelas. Tetapi.....ternyata beliau dengan senyumnya ramah melihat catatan yg aku tulis, sambil berkata, "Insya Allah kelak suatu saat Mawar bersama dengan ibu melaksanakan ibadah Haji ya.."

Sejak saat itu hubunganku dengan Ibu guru (sebut saja ibu guru Aisyah) makin akrab, aku hampir tidak sabar menunggu datangnya hari pelajaran ibu Aisyah. Hubunganku dengan beliau bagai anak dan ibu. Tetapi saat itu aku juga tetap mengikuti pelajaran agama yg saat itu masih aku anut, walau lebih banyak melamun, bahkan tidak mencatat sama sekali apa yg diajarkan.

Sebagai gadis remaja, tinggiku sekitar 160cm, tentu sedang mekar2nya dan giat2nya mancari pacar. Teman2ku banyak yg mengatakan kalau tubuhku indah,proporsional, berwajah oriental, bakalan banyak menarik perhatian laki2.
Plus dengan latar belakang keluarga ku yg amat berkecukupan, makin banyak laki2 yg tergila2 padaku. Entah kenapa saat itu aku tidak tertarik dengan laki2 yg berasal dari etnis ku. Tiap hari jumat melihat siswa2 pria melakukan ibadah shalat jumat, hatiku langsung bergetar, membayangkan andai salah seorang dari mereka adalah pacarku, dengan wajah bersih
bersinar dan masih basah tetesan air wudhu, berjalan ke masjid di seberang sekolah, ah...alangkan indahnya membayangkan wajah2 tersebut. Tapi saat itu aku tahu diri, aku yg berasal dari etnis keturunan, apakah ada laki2 pribumi yg mau menjadikan aku pacarnya. Aku tahu masih banyak dari mereka yg membedakan ras, dan berpacaran dengan ras kami masih dianggap memalukan, bahkan bisa jadi ejekan dan gunjingan dilingkungan keluarganya.
Aku pernah berpacaran dengan anak bupati dikota ku, tapi kemudian dia memutuskan hubungan kami, dikarenakan ayahnya akan mencalonkan diri menjadi Gubernur, dan dia tidak mau ada anggota keluarganya yg bisa menghambat pencalonan tsb. Misalnya anaknya dengan berpacaran dengan ras lain (??). Walau alasan itu amat sangat mengada2 tapi aku terima dengan lapang dada. Memang aku sudah menyadari akan ada penolakan, karena aku berasal dari etnis non pribumi. Aku tahu orang tuanya tentu tak merestui anaknya berhubungan terlalu jauh dgn orang yg bukan dari ras mereka, dan berlainan agama.

Walau begitu hatiku sudah bulat untuk kelak memiliki pasangan hidup seorang pribumi, dan aku bahkan bersedia memeluk Islam sebagai agama ku.
Kelak keputusan hidupku ini akan menjadi perjalanan panjang dan penuh cobaan dalam hidupku.

Selepas SMA aku melanjutkan study ke Ausie lalu ke negri Paman Sam,mengikuti kakak2 ku yg sudah berada disana. Tak banyak yg perlu aku ceritakan dgn masa2 studiku disana. Hampir 5 tahun kemudian aku kembali ke tanah air, dengan gelar master di tangan dan aku mengabdi ke perusahaan keluargaku untuk membesarkan bisnis mereka. Dalam waktu singkat perusahaan
kami memperoleh profit yg amat meningkat, dan terus membesar, serta mulai merambah ke banyak sektor bisnis. Aku banyak memiliki akses ke para petinggi di daerahku karena semasa sekolahku dulu aku sudah mengenal beberapa keluarga mereka. Semua urusan perijinan yg menyangkut perusahaanku, bisa aku selesaikan dengan mudah. Aku masih tetap melajang di pertengahan usia 20an tahun. Banyak pria2 yg berusaha menarik perhatian ku, dari pengusaha2 muda yg sukses bahkan sampai pemilik perusahaan2 besar. Tapi hatiku tak bergetar sama sekali. Aku belum menemukan seseorang yg benar2 menjadi soulmate ku. Sekedar mencari suami amatlah mudah bagiku,ibarat hanya menjentikan jari maka puluhan pria akan mendatangi ku. Tapi aku benar2 mencari seorang soulmate, belahan jiwa sejati untuk mendampingi ku.

Sampai suatu ketika perusahaan kami memperoleh karyawan baru dari kantor cabang kami di pulau Jawa. Orangnya 3 tahun lebih tua dari ku, wajahnya bersih, dia berasal dari etnis pribumi Jawa. Tutur katanya lemah lembut,sopan, tubuhnya tinggi, proporsional, dan ah...ini dia..dia seorang muslim yg shaleh. Sejak kedatangan dia dikantor kami, para wanita gak habis2nya membicarakan tentang dia, dan berlomba bisa mendapatkan dia. Menurut laporan kantor kami, dia amat rajin, jujur dan berprestasi di kantor yg lama, sehingga dia dipromosikan pekerjaan yg lebih tinggi dan menantang di kantor kami ini. Kebetulan kerjaan yg akan dia kerjaan akan menjadi satu divisi dengan ku. Sehingga aku akan banyak berhubungan dengan dia.

Mula2 di bulan2 pertama aku masih bersikap 'Jaim' jaga image, karena aku ini anak dari pemilik perusahaan ini. Tapi lama2, hatiku gak bisa berbohong,.. hatiku sedikit tapi pasti, luluh juga... aku mulai jatuh cinta. Pernah suatu ketika sehabis mengunjungi kantor gubernur aku satu
mobil dengan dia. Ditengah jalan dia minta ijin padaku untuk berhenti sebentar di masjid raya di kota ku untuk shalat ashar. Dari dalam mobil, aku perhatikan gimana dia berwudhu, lalu melangkah masuk ke masjid dan melakukan ibadah....ahhh. .andai aku kelak bisa mengikuti di belakang..

Awal2nya aku memanggil dia dengan sebutan formal dikantor 'Pak' dan dia juga memanggilku 'Ibu'..tapi lama2 kelamaan secara tak sengaja aku mulai memanggil dia 'mas', karena aku sering lihat keluarga jawa memanggil orang yg lebih tua, suami, kakak, dengan sebutan mas. Mulanya dia agak rikuh tiap aku panggil demikian, tapi lama kelamaan mulai terbiasa,. Tapi itu hanya aku lakukan apabila hanya sedang berdua dengan dia, tidak didepan orang2 kantor. Akupun mulai meminta dia memanggilku 'Dik', aku merasa risih tiap kali dia panggil aku 'Ibu Mawar'.

Seiring dengan waktu, sesuai pepatah jawa, "witing tresno jalaran soko kulino", cinta akan tumbuh karena terbiasa selalu bersama2.

Saudara2ku.. .

Bisa dibayangkan gimana awal kisah cinta kami...didalam mobil yg disupiri sopirku, kami sama2 duduk dibelakang. Awalnya kami hanya membicarakan dan membahas berkas2 pekerjaan, kadang secara tak sengaja tangan kami saling sentuhan. Dan dia secara sopan segera menarik, dan minta maaf..Ah..sebel rasanya..padahal akulah yg menginginkannya. Tapi itu tak berlangsung lama, pada akhirnya dia takluk juga, kadang aku biarkan tangan dia memegang
berkas, lalu aku pura2 membahasnya sambil tanganku menyentuh jari dan tangannya.

Kadang aku genggam jarinya,..dan lama kelamaan dia memberikan response..dia juga menggenggam tanganku...ahh. .

Kadang kalau mobil kami sudah mau sampai tujuan, aku pura2 minta supirku untuk kembali ketempat lain, aku pura2 ada yg tertinggal.. padahal aku hanya ingin berlama2 dengan dia (sebut saja mas Fariz) di mobil.

Pernah suatu ketika aku pura2 ada yg tertinggal dan suruh sopirku membawa kami berdua ke rumah ku. Begitu mobil kami memasuki halaman rumahku yg besar, wajahnya tampak pucat pasi. Dia tampak ketakutan dan gugup. Dia bilang nanti kalau papaku (alias big boss dia) akan marah kalau melihat dia jam kerja begini malah mampir kerumah dia. Aku bilang tak perlu
takut, bukankah aku, anaknya big boss, yg membawa dia kesini.

Hampir setahun sudah dia bekerja bersama denganku, dan hubungan kami sudah makin erat, tapi dia belum menyatakan cintanya padaku. Mungkin dia takut aku akan menolaknya, apalagi keyakinan kami pada saat itu masih berlainan.
Hingga suatu ketika dia menelponku, dan mengajak bertemu disuatu restoran di luar kota , dia memintaku datang tanpa sopir. Dia tidak mau ada orang kantor yg melihat kami berdua. Di restoran itu dia menyatakan cintanya padaku...langsung saat itu juga aku terima. Dan aku katakan pada dia,kalau aku merasa mas Fariz adalah soulmate ku. Aku akan bersedia
memeluk Islam mengikuti agama yg dia anut. Aku juga katakan kalau memang aku sudah sejak lama tertarik dengan agama Islam, jadi mas Fariz semoga bisa menjadi pembimbingku. Aku bisa melihat air mata dia meleleh dari kedua matanya. Seumur hidupku baru kali ini aku melihat seorang laki2 berlinangan air mata karena aku, tak terasa akupun tak kuasa menahan airmataku meleleh dipipiku. Aku yakin aku sudah mendapatkan 'Soulmate' ku dan akan aku pertahankan sampai kapanpun dan dengan cara apapun.

Di kantor kami tetap bekerja seperti biasa, seperti tak ada hubungan suatu apapun. Tetapi diluar kantor kami benar2 sepasang kekasih yg lagi jatuh cinta, dia mulai mengajariku shalat, dan sedikit2 bacaan doa. Dia memang benar2 lelaki yg taat, dia menjaga kesopananku, tak pernah melebihi batas,walau kadang aku yg menggoda, tapi dia selalu bilang, sabar..tunggu
tanggal mainnya. Tapi serapat apapun kami tutupi hubungan kami, akhirnya sedikit demi sedikit bocor juga oleh orang2 kantor kami. Sampai akhirnya terdengar di telinga papaku.

Suatu hari tiba2 papaku datang ke ruanganku, padahal papaku amat sangat jarang datang ke ruang kerja ku, kalau ada keperluan biasanya aku yg dipanggil menghadap. Aku lalu diajak bicara berdua dengan beliau. Mula2 papa tidak menanyakan hubungan ku dengan Fariz, tapi sedikit demi sedikit dia mulai mengarahkan pembicaraan ke arah sana . Sampai akhirnya dia
menanyakan kebenaran hubungan ku dengan Mas Fariz. Aku tak sanggup menjawab, wajahku tertunduk. Papaku terus menatapku, menunggu jawabanku.Aku tak sanggup berbohong, kalau aku bilang tidak, itu bertolak belakang dengan hati ku, sebaliknya kalau aku bilang iya, aku khawatir kerjaan Mas Fariz akan manjadi taruhannya. Akhirnya aku hanya bisa menangis....

Keesokan harinya, Mas Fariz tidak hadir lagi dikantor, menurut orang2 kantor, dia dipindahkan kembali ke pulau Jawa mulai hari ini, dan aku mulai kehilangan kontak dengan dia.

Seminggu kemudian dia menelpon ku, dia cerita panjang lebar, bahwa pada hari itu, setelah papa menemui ku, ternyata papa langsung menemui dia, dan keesokan paginya dia sudah harus kembali ke kantor yg lama. Dia juga cerita kalau keadaan makin parah, karena nyaris tiap karyawan dikantornya sudah mendengar kabar hubungan dia dengan aku. Dan banyak yang
menggunjingkan kalau mas Fariz, mengincar harta dan kedudukan, karena berpacaran dengan anak pemilik perusahaan. Dia sampai berulang kali menyebut nama Allah, dan bersumpah kalau dia mencintaiku bukan karena itu semua.

Dua minggu kemudian, dia memutuskan mengundurkan diri dari perusaan kami, tapi kami tetap saling berhubungan melalui telp. Dia berjanji mencoba mancari pekerjaan di perusahaan lain yg punya cabang di kotaku, sehingga bisa bekerja dikotaku dan kembali menemui ku. Tuhan memang sudah berencana, akhirnya 3 bulan kemudian mas Fariz sudah mendapat pekerjaan dan di tempatkan kembali di kotaku walau dengan gaji yang jauh lebih kecil. Dia bilang sekarang sudah bebas berhubungan dengan ku, dia tidak ada ikatan apa2 dengan perusahaan ku. Tak ada yg bisa melarang. Aku amat terharu, dia korbankan karir pekerjaannya karena aku. Aku berjanji apapun yg terjadi aku tak akan tinggalkan dia.

Sekarang kami bebas behubungan tak perduli lagi dengan omongan orang2 kantor, karena dia toh tak lagi bekerja di perusahaan kami ini. Tapi ternyata papa kembali mengetahui ini, dan kali ini malahan mama ikut turun tangan. Aku diceramahi habis2an..

Mereka sebenarnya tidak membeda2kan ras, mereka tidak keberatan aku berhubungan dgn siapapun, tapi mereka mulai curiga kalau aku mulai akan pindah keyakinan. Dan itu mereka kurang bisa menerima. Aku sudah jelaskan baik2 bahwa aku sudah cukup dewasa dan bisa mengambil keputusan buat hidupku sendiri tanpa tergantung papa dan mama. Ternyata jawabanku yg demikian itu membuat mereka tambah murka dan tersinggung. Mereka
katakan bahwa tanpa mereka jalan hidupku tidak akan seperti ini. Banyak orang yg akan rela mati demi merasakan hidup seperti ku. Rumah mewah, sopir tersedia tiap saat, mobil mewah ada di garasi, uang melimpah, dihormati kemana aja pergi, dll. Mereka juga katakan, tanpa mereka aku tak akan pernah sanggup memperoleh kehidupan spt ini. Aku hanya menangis mendengar apa yg mama papa ku katakan. Tapi hatiku sudah bulat apapun yg terjadi aku tak akan tinggalkan Mas Fariz. Cinta pertamaku dan terakhir.

Walau orang tua ku terus menentang, cintaku ke mas Fariz tak pernah surut. Akupun makin giat memperdalam agama Islam. Seringkali aku saat istirahat kantor, aku pergi ke toko buku besar di Mal. Aku baca2 buku tentang Islam.Pernah aku ajak orang kantor untuk ikut aku ke toko buku tsb. Dan dia tegur aku, karena dia pikir aku salah memilih bagian rak buku. Dia ingatkan aku kalau aku di bagian rak buku2 Islam. Aku bilang memang benar,aku mau membaca buku2 tentang Islam.

Makin hari hubunganku dengan papa mama makin renggang. Padahal aku sudah bicara sebaik mungkin dengan mereka. Kakak2ku semuanya juga sudah terprovokasi. Mereka mulai menjauhiku. Kedua kakak laki2 ku sudah menikah dan menetap di Jakarta menjalankan perusaahan kami disana, sehingga papa dan mama sekarang lebih banyak menetap dikota kami.

Dirumah, perlakuan mereka makin hari makin berubah terhadap ku. Aku makin dianggap bukan lagi bagian keluarga mereka. Tiap makan malam, mereka tak lagi mengajakku makan bersama2 di meja makan. Pembantu dirumah baru disuruh memanggilku untuk makan apabila papa mama dan kakak perempuanku sudah selasai makan, dan makanan yg ada dimeja makan, sisa mereka, yg aku makan. Pembantu tidak diperbolehkan menambah makanan. Bayangkan, aku memakan seadanya sisa dari mereka. Andai mereka makan ayam, maka aku hanya tinggal kebagian ceker dan kepalanya saja. Bisa dibayangkan bagaimana sakit hatiku rasanya. Tapi aku tetap bersabar, dan mas Fariz selalu mengingatkan aku untuk tetap berbakti pada orang tua. Padahal kalau aku
mau, bisa saja aku pergi ke restoran yg paling mahal di kota ku ini.

Puncak dari semua itu terjadi pada suatu malam.Kakak perempuanku memang sebenarnya kasihan kepadaku, sehingga kadang dia menyimpan sebagaian makanan yg baru dimasak didapur. Sehingga pada saat mama papa selesai makan, dia diam2 menghidangkan untukku. Suatu ketika secara tak terduga, papa mama ku kembali ke meja makan, dan mereka memergoki kakak ku yg membawa makanan yg dia simpan di dapur untukku. Langsung mamaku merebut piring yg dibawa kakakku, dan melemparkannya ke lantai..Sambil menyindir, bahwa kakakku tak perlu kasihan pada ku, karena aku sanggup hidup tanpa diberi makan dari mama papa dan bisa hidup mandiri tanpa mereka. Ohh....Mereka rupanya sudah amat membenciku.. .Hancur berkeping2 hatiku pada saat itu. Aku hanya bisa menangis, tapi aku tak menyesal, dan aku akan terus bertahan dengan pilihan hidupku.

Mas Fariz, menyarankan aku untuk bicara baik2 dengan mama dan papa, mudah2an mereka akan luluh dan mengerti. Suatu malam, aku berkesempatan mendatangi dan berbicara dengan mereka, dan aku secara baik2 dan sopan,tak lupa meminta maaf apabila aku salah pada mereka. Aku jelaskan baik2 pada mereka apa yg hatiku rasakan, aku tumpahkan semuanya. Tetapi justru itu membuat mereka tambah murka, mereka juga malah menuduhku telah
diguna2, dan menyarankanku supaya sadar. Oh Ya Allah...Aku sehat wal afiat, Insya Allah saat itu tak ada satupun guna2 pada diriku. Semua keinginanku adalah murni dari hatiku, panggilan jiwaku, yg tak bisa lagi aku cegah. Aku jelaskan pada mama dan papa, bahwa aku sudah cukup umur,dan bukan lagi gadis remaja lagi, sehingga apapun keputusanku, aku bisa pertanggungjawabkan . Aku bisa mandiri andai keputusan hidupku itu memang menghendaki demikian. Papa dan mamaku tetap pada pendirian mereka, bahkan mereka menantangku, kalau sanggup hidup mandiri, sekarang juga serahkan seluruh harta ku yg aku punya selama ini, yg aku dapat selama hidup dengan mereka.

Karena tekatku sudah bulat. Malam itu pula seluruh kartu credit, ATM, buku2 bank, aku serahkan pada mereka. Uang yg aku punya benar2 hanya tinggal yang ada di dompetku. Aku sepertinya tinggal menunggu waktu saja untuk meninggalkan rumah ini. Keesokan paginya, karena ada suatu keperluan aku ingin membuka lemari besi tempat penyimpanan surat2 berharga di rumah kami. Tetapi berulang kali aku mencoba, aku tak bisa membukanya. Ternyata nomor kombinasinya sudah diubah oleh mama papaku. Padahal didalamnya ada barang2 penting pribadiku, seperti Ijasah, perhiasan, dll. Aku mencoba menelpon papaku, menanyakan hal ini, dan lagi2 aku mandapatkan jawaban yg menyedihkan hatiku. Papaku menyindirku, kalau sanggup hidup mandiri, kenapa masih mau membuka lemari besi milik keluarga, pasti ada barang2 yg mau dijual didalamnya. Aku benar2 sudah dikucilkan, dan mereka benar2 mencoba menyiksaku dengan cara demikian, sehingga mereka pikir aku akan
menyerah, dan akhirnya mengikuti apa yg mereka mau. Aku adukan semua itu ke mas Fariz, dan aku katakan kalau aku akan meninggalkan rumah orang tua ku. Dia tak bisa berkata apa2. Hanya ingatkan aku jangan sampai memutus silaturahmi dengan orang tua.

Saudara2 ku..

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku benar2 meninggalkan rumah. Aku akan tinggal kost didekat kantorku. Aku berpamitan baik2 pada mama dan papa ku. Tapi mereka menolehpun tidak. Aku masih punya cukup uang di dompet. Aku bersumpah tak akan meminta uang lagi sepeserpun dari mereka.
Aku bertekad membuktikan kata2 ku untuk hidup mandiri tanpa harta siapapun demi mempertahankan keyakinan ku. Selama aku bekerja diperusahaan papaku, memang secara formal aku di gaji sesuai dengan posisi kerjaku di perusahaan.Tapi disamping itu tiap bulan, tentu diluar formal perusahaan, aku mendapat uang saku dari papa ku yg lumayan banyak, hampir 20x lipat dari gaji resmiku. Sehingga penghasilan total sebulan bisa cukup untuk
hidup mewah setahun. Bahkan seluruh uang simpananku di bank, sudah mencapai 10 digit. Tentu bukan jumlah sedikit. Bahkan mungkin cukup untuk biaya hidup seumur hidupku tanpa bekerja.
Aku berharap perusahaan papaku masih memberikan gajiku, dan itu aku anggap memang uang hasil kerjaku, bukan pemberian. Tapi diakhir bulan aku tak memperoleh sepeserpun. Aku sudah meminta agar bisa diberikan cash.
Ketika aku tanyakan ke bagian pembayaran gaji, ternyata mereka sudah diperintahkan papaku untuk menahan gajiku. Ya Allah, mereka benar2 melakukan cara apapun agar aku benar2 menderita dan pada akhirnya menyerah.

Saat itu juga aku langsung mengundurkan diri dari perusahaan papaku itu.
Aku tinggalkan perusahaan itu selama2nya.

Ketika aku adukan hal ini pada mas Fariz dia amat sangat sedih dan meminta maaf padaku, karena gara2 dia hidupku jadi menderita. Dia rela andai aku tidak kuat dan merubah keputusan. Aku peluk dia, dan aku pastikan keputusanku tak akan berubah, dan aku makin ingin bisa hidup bersama dia.
Saat itu hanya dialah sandaran hidupku. Dengan berlinangan air mata, dia sekali lagi menanyakan padaku, apakah aku menyesal dengan keputusanku, dan apakan aku rela bila menjadi muslimah dan menjadi istrinya. Saat itu juga aku cium tangannya, dan aku katakan, aku korbankan seluruh kehidupanku hanya untuk bisa hidup bersamanya, dan aku tak akan mudur ataupun menyesalinya, apapun yg terjadi aku akan hadapi iklas lahir dan batin.

Singkat cerita, dengan diantar mas Fariz aku mengucapkan 2 kalimah syahadat di sebuah masjid dikota kami, disaksikan imam dan beberapa jemaah masjid tsb. Akhirnya penantian panjangku tercapai sudah, walau harus mengorbankan kehidupanku. Tapi aku tak pernah menyesali. Mas Fariz lalu mengajakku segera menikah di kota kelahirannya, karena kebetulan perusahaan tempat dia bekerja akan memindahkan dia ke pulau Jawa.

Sebelum menikah, kami berdua mendatangi rumah papa dan mama, kami akan mohon restu baik2 pada mereka. Tetapi bapak satpam yg berjaga dipintu gerbang mengatakan kalau dia diperintahkan untuk tidak membuka pintu apabila kami berdua datang. Sebenarnya bapak satpam tersebut bersedia membuka pintu karena dia masih mengenalku. Tapi aku melarangnya, karena khawatir akan mencelakakan pekerjaan dia. Biarlah cukup aku saja yg menderita, aku tak ingin orang lain ikut terkena akibatnya. Aku tinggalkan secarik surat , yg isinya memohon doa restu dari mama papa, bahwa aku akan menikah dengan mas Fariz, juga aku katakan kalau aku sudah jadi muslimah.
Aku bisa lihat mata bapak satpam itu berkaca2 sewaktu aku katakan aku sudah jadi mualaf.

Awalnya keluarga mas Fariz menanyakan ketidakhadiran keluargaku di pernikahan kami. Tapi setelelah mas Fariz ceritakan panjang lebar,akhirnya keluarga mau memahami. Kami menikah secara sederhana di kota tempat keluarga mas Fariz bermukim. Keluarganya amat sangat menerimaku dengan hangat, mereka sama sekali tidak mempermasalahkan ras keturunanku.
Malah ibu mertuaku amat sayang padaku.
Setelah menikah, aku dan mas Fariz menetap di pulau Jawa. Aku amat sangat bahagia, bisa menjadi pendamping hidup dia. Aku merasakan dia bukan sekedar suami, tapi memang benar2 soulmate hidupku, yg aku cari2 sepanjang hidupku.

Aku hidup dirumah yg sederhana dan hari2ku aku lalui dengan penuh kebahagiaan, dan aku tak mengeluh sedikitpun dengan yg mas Fariz berikan untukku. Aku tak lagi bekerja, karena aku benar2 ingin mengabdi pada suamiku, dan disamping itu semua ijasahku masih tersimpan di lemari besi di rumah mama papa, aku tak bisa melamar pekerjaan dimanapun. Aku juga tak mau meminta surat keterangan bekerja di perusahaan papaku. Aku ingin buktikan bisa hidup mandiri dengan suamiku. Mas Fariz amat sangat menyayangiku, tiap pagi sebelum berangkat ke kantor dia memeluku. Tiap hari aku bawakan dia 'lunch box' untuk makan siang karena aku tak mau makanan yg masuk ke perutnya berasal dari masakan orang lain. Aku benar2 posesif, ingin memiliki dan melayani dia secara total. Setiap hari aku bangun sebelum dia bangun, dan aku baru tidur setelah dia benar2 tidur,untuk memastikan dia sudah benar2 tak perlu aku layani lagi. Aku siapkan celana, baju, kaus kaki dia tiap pagi sebelum berangkat kerja. Sehingga dia tak perlu lagi memikirkan pakaian apa yg harus dia pakai tiap pagi.
Bahkan aku potongkan kukunya bila sudah panjang Pokoknya dia benar2 aku jadikan pangeran bagi diriku.

Tiap malam sebelum tidur, kami selalu mengobrol dan saling mengajarkan bahasa. Dia mengajariku bahasa jawa, sadangkan aku mengajari dia bahasa mandarin. Dia amat cepat belajar mandarin, dalam waktu singkat dia sudah menguasai beberapa kata2 yg umum diucapkan, kadang dia mengajak ku bicara mandarin dirumah. Memang perusahaan tempat dia bekerja milik keluarga dari etnis keturuan seperti aku, dan banyak behubungan dengan warga
keturunan, sehingga bila mampu berbahasa mereka akan merupakan keuntungan tambahan.

Suatu ketika dia pulang membawa sepeda motor, dia katakan kalau kantornya memberinya pinjaman cicilan motor. Memang hanya sepeda motor, tapi aku sangat bahagia sekali dengan yg dia dapatkan. Berulangkali dia minta maaf tidak bisa belikan aku mobil mewah seperti yg aku pernah aku miliki dulu.
Aku katakan pd dia motor yg sekarang kita miliki bagiku jauh lebih mewah dari mobil yg dulu aku miliki. Karena motor ini bukan sekedar dibeli dengan uang, tapi juga cinta, yg tak akan ternilai berapapun banyaknya uang.

Kehidupan perkawian kami amat indah, kalau dirumah nyaris kami tak bisa berjauhan. Karena tiap hari bagi kami adalah bulan madu, maka hanya setahun kemudian lahirlah anak pertama (dan satu2nya) kami. Bayi laki2 itu kami namai, sebut saja 'Faisal'. Mas Fariz yg membacakan Azan dan qomat,ketika bayi kami lahir. Aku merasa lengkap sudah kebahagiaanku. Tiap hari aku tambah bahagia bisa merasakan ada 2 orang "Fariz" didalam rumahku. Saat mas Fariz ke kantor, aku di temani Fariz kecil, bayiku. Oh alangkah bahagianya. Aku mencintai 2 orang yg sama darah dagingnya.

Tiga tahun sudah anak kami hadir bersama kami. Mas Fariz terus bercita2 ingin mendatangi orangtua ku, oma opa si Faisal. Dia benar2 ingin memperkenalkan cucu mereka dan menyatukan aku dengan papa mama ku lagi.
Dia berharap dengan kehadiran Faisal, akan meluluhkan hati orang tuaku.Tapi tiap kali aku menelpon papa mama ku masih bersikap seperti dulu,bahkan waktu aku katakan bahwa mereka sudah mempunyai cucu dari ku,mereka hanya menjawab, kalau mereka tidak merasa mempunyai keturunan dari ku..Ohh malangnya anakku. Aku amat sedih, teganya papa dan mama ku berkata spt itu. Aku masih memaklumi apabila mereka membenciku, tapi jangan pada
anakku, cucu mereka, darah daging mereka sendiri.

Mas Fariz hanya menyuruhku bersabar, dia percaya kelak papa dan mama akan menerima mereka. Tapi sebelum harapan mas Fariz terpenuhi, musibah mulai datang....

Suatu ketika, mas Fariz pulang kerumah lebih awal, dia cuma merasa gak enak badan seperti orang masuk angin. Aku menyuruhnya segera istirahat dan tidur, dan memberi obat penghilang sakit. Malam harinya, tubuhnya mulai panas dan menggigil. Keesokan paginya aku mengantar dia ke dokter, waktu itu dokter hanya katakan kalau mas Fariz hanya demam biasa sehingga
hanya diberi obat penurun panas, dan disuruh istirahat. Tapi malamnya tubuh nya tetap panas, dan menggigil, bahkan sampai mengigau. Aku sudah ajak mas Fariz untuk ke rumah sakit keesokan harinya. Tapi dia menolak, karena dia bilang hanya demam biasa, dan tak apapa, beberapa hari pasti sembuh.
Sampai hari ke empat kondisinya makin parah, akhirnya disampai tak sadarkan diri, bahkan dari hidungnya kaluar darah. Dengan pertolongan para tetangga, suamiku segera dibawa ke RS. Hasil pemeriksaan daranhnya menunjukan trombositnya hanya tinggal 26ribu. Padahal orang normal harus diatas 150rb. Suamiku terkena demam berdarah, Dokter menyalahkan aku kenapa tidak segera dibawa ke RS lebih awal, karena serangan terberat demam berdarah adalah pada hari 5. Kalau kondisi tubuh tidak kuat, bisa amat berbahaya. Besoknya, hari ke 5, memang benar2 makin parah kondisi suamiku, napasnya makin berat, trombositnya belum beranjak naik ,tubuhnya sudah benar2 digerogoti penyakit itu, malam itu setengah mengigau, dia memanggil namaku, lalu aku genggam tangannya dan aku dekati telingaku ke mulutnya, aku bisa dengarkan dia mencoba mengucapkan sesuatu, dan air matanya meleleh. Dia coba ucapkan kata2 "Maafkan aku" lalu aku tenangkan dia, kalau tak ada yg perlu dimaafkan. Aku iklas lahir bathin mendampingi dia. Setelah mendengar kata2ku, dia tampak tenang, lalu dengan satu
tarikan napas dia coba mengucapkan "Lailahailallah" lalu dia pergi selama2nya meninggalkan aku. Dia pergi di pelukan ku. Aku ingat suatu ketika dia pernah berucap, andai Tuhan mengijinkan, dia ingin meninggal terlebih dahulu dari aku, dan dalam pelukanku, sebab ia ingin aku menjadi orang terakhir dalam hidupnya yg dia lihat. Aku sempat memarahi dia,
jangan bilang seperti itu. Tapi dia bilang serius, kalau dia gak akan sanggup kalau aku yg meninggalkan dia terlebih dahulu. Ternyata Tuhan benar2 mengabulkan permohonan dia. Orang yg aku jadikan sandaran satu2nya dalam hidup ini telah pergi selama2nya. Tak terkirakan amat sedih dan hancurnya hatiku. Andai aku tak ingat dengan si kecil Faisal, mungkin aku sudah ingin segera menyusul mas Fariz dialam sana .

Mas Fariz benar2 orang yg jujur dan baik, waktu penguburan seluruh rekan2 kerja, bahkan big boss tempat bekerja hadir. Waktu aku tanyakan apakah ada hutang piutang mas Fariz yg harus aku selesaikan. Mereka katakan tidak ada sama sekali, bahkan kantornya memberikan santunan 4x gaji, ditambah uang duka dari rekan2nya. Aku juga ditawarkan bekerja di perusahaan tsb.
Tapi untuk saat itu aku benar2 gak sanggup melakukan apapun. Aku merasa setengah dari nyawaku sudah hilang. Selama 3 bulan aku berduka, aku tak sanggup pergi dan melakukan apapun. Bahkan tiap tidur, aku masih membayangkan mas Fariz disampingku. Akhirnya untuk semantara waktu aku tinggal dengan ibu mertuaku, supaya Faisal ada yg mengasuh. Rumah dan motor aku jual, karena aku tak sanggup membayangkan kenangan bersama mas Fariz tiap aku
melihatnya. Hampir setengah tahun tinggal dengan mertuaku, sampai akhirnya aku putuskan kembali ke kota asalku. Sebenarnya ibu mertuaku amat baik dan sayang padaku. Tapi aku tahu diri gak mungkin selamanya bergantung pada siapapun. Aku harus bisa mandiri, membesarkan anakku, satu2nya hartaku yg tersisa.

Aku pulang ke kota asalku dengan sisa uang yg aku punya. Lalu aku mengontrak rumah, dan membuka toko kecil2an di depannya. Tetapi mungkin karena aku masih terus berduka dan terbayang suamiku, sehingga aku kadang kurang memikirkan usahaku ini, sampai akhirnya usahaku ini bangkrut.
Tokokupun aku tutup, uangku habis untuk membayar tagihan2 para suplier barang, semantara penjualanku tak seberapa menguntungkan.
Aku sebenarnya tidak pernah putus asa, apapun aku jalani asal halal.Pernah aku coba jadi pelayan restoran, tapi hanya beberapa bulan, karena anakku tak ada yg jaga. Sampai akhirnya aku benar2 kehabisan uang, tak sanggup lagi membayar kontrakan. Dengan membawa koper isi pakaian, aku menggendong anakku, berjalan tanpa tujuan. Aku benar2 bingung akan kemana.
Pernah terlintas di benakku untuk kembali ke keluargaku. Tapi justru dengan kondisi seperti ini mereka pasti akan merasa menang. Mereka akan tertawa terbahak2 dan terus bisa mengejek ku seumur hidupku, bahwa aku gagal dalam memilih jalan hidup. Akhirnya ditengah rasa putus asa, aku teringat masjid tempat dulu aku pertama kali mengucapkan kalimat sahadat.
Masjid itu memang bukan masjid raya dikota kami, tapi karena masjid yg tua dan bersejarah, maka banyak jemaah yg datang. Aku berpikir, dulu aku memulai jalan hidupku dari masjid itu, sehingga kalaupun jalan hidupku berakhir aku ingin di masjid itu pula. Aku datangi masjid tsb. Dan aku shalat mohon petunjuk. Anakku karena kelelahan tertidur di sampingku.
Aku tak punya uang untuk membeli makanan. Akhirnya aku hanya bisa menangis.
Rupanya tangisku didengar oleh seorang bapak, dan beliau rupanya imam masjid tersebut, dan dia yg dulu membimbingku membaca syahadat. Aku tak lupa dengan wajahnya, tetapi dia pasti sudah tak ingat dengan wajahku, karena wajahku tak sesegar dulu lagi. Sewaktu aku perkenalkan diriku dan aku katakan bahwa aku dulu mualaf yg beliau bimbing, dia langsung ingat tapi juga kaget dengan kondisiku yg seperti ini.

Akhirnya aku ceritakan semuanya pada beliau, sebab aku merasa tak ada lagi orang di dunia ini yg aku jadikan sandaran hidupku.

Setelah selesai mendengar ceritaku, dia menyuruh aku agar jangan pergi kemana2, dan tetap tinggal di masjid, beliau juga menyuruh salah seorang jemaah untuk membelikan makanan untuk aku dan anakku. Sebentar kemudian dia pergi meninggalkan ku, sambil berpesan akan segera kembali menemuiku (rupanya dia pergi mencari tempat untuk aku bisa tinggali). Tak lama beliau kembali menemui ku, sambil tersenyum dia katakan, mulai malam ini aku sudah memperoleh tempat tinggal. Aku diajak ke belakang masjid,disitu ada sebuah bagunan tambahan yg terdiri dari beberapa ruangan. Biasanya ruangan itu untuk gudang menyimpan peralatan masjid, seperti tikar, kursi2, dll. Salah satu ruangnya tampak sudah kosong, dan dia menunjuk bahwa itu lah rumah ku. Aku boleh menempatinya selama mungkin aku mau.
Ruang disebelahnya ditempati olah pak tua penjaga masjid, sehingga aku ada yg menemani. Ruangan tsb hanya berukuran kurang lebih 2x2m. Pak Imam masjid itu juga menambahkan, kalau nanti aku diberikan honor sekedarnya,kalau mau membantu2 membersikan masjid, sehingga cukup untuk makan.
Bahkan beliau menambahkan kalau aku bisa datang kerumahnya sekedar2 membantu2 istrinya memasak, kerena memang rumah beliau hanya beberapa ratus meter dari masjid.

Alhamdulilah, aku amat bersyukur ternyata Allah mendengar doaku. Aku ingat, bahwa Allah tak akan menguji hambanya dengan melebihi beban yg sanggup dia pikul. Aku sudah bersyukur bisa memperoleh tempat berteduh,walau hanya kamarnya kecil (jauh lebih kecil dibanding kamar mandiku, saat dirumah orang tuaku). Ada lagi yg membuatku merasa tenang, karena ku tinggal berdekatan dengan rumah Allah, tiap aku merasa sedih, aku tinggalmasuk kedalam masjid, dan mengadukan langsung pada Allah. Karena tinggal dekat dgn masjid, otomatis shalatku tak terlewatkan sekalipun.
Alhamdulilah hidupku sedikit2 demi sedikit mulai tenang. Aku sering membantu istri pak Iman memasak dirumahnya, dan sebagai imbalannya, beliau selalu membekali makanan untuk aku bawa pulang. Sehingga aku tak perlu risau memikirkan makanan sehari2. Kalau pak Imam sekeluarga ada keperluan keluar kota , akulah yang dititipi untuk menjaga rumahnya, dan aku bisa tinggal dirumahnya. Sebenarnya mereka sudah menawarkan aku untuk tinggal
bersama mereka. Tapi aku tahu diri tak mau terus menerus merepotkan orang lain.

Pekerjaanku rutinku tiap hari adalah, membersihkan halaman masjid,
membersihkan kaca2 jendela, Sedangkan pak tua mengepel lantai masjid.
Tiap
minggu aku mendapakan honor sekedarnya dari hasil kotak amal di masjid,
tapi kadang aku tak mendapatkan sepeserpun, karena kadang sudah habis
untuk keperluan masjid, tapi aku lakukan itu dengan senang hati dan
iklas.
Sementara ini aku benar2 ingin mengabdi pada Masjid ini, sebagai tanda
terimakasih ku. Aku tak mau bersusah payah kesana kemari mencari pekerjaan, Aku percaya kelak masjid ini pula yang akan memberiku jalan memperoleh pekerjaan.

Kadang malam hari aku duduk2 diteras masjid, mengobrol dengan pak tua.
Dia bercerita kalau anak2nya masih ada di kampung, tapi dia juga tak mau merepotkan anak2nya. Selama masih kuat, dia tak mau merepotkan orang lain.
Lalu saat giliran aku cerita, kadang aku bingung harus cerita apa..???
Apa aku ceritakan kalau dulu aku pernah naik kapal pesiar keliling eropa, atau aku pernah menginap di hotel mewah di las vegas , atau aku punya apartment mewah di Australia ..Ahh pasti dia akan tertawa dan menganggap aku berhayal, sebab jangankan tinggal dihotel, sekarang ini uang yg aku punya tak lebih banyak dari 20ribu..

Dulu tiap minggu aku bisa membeli peralatan make up, eye shadow, lipstick, dll jutaan rupiah. Sekarang ini make up ku hanyalah air wudhu ku tiap aku shalat. Tetapi justru banyak yang mengatakan kalau wajahku tetap bersih,cantik, alami. Kadang orang berpikir aku masih memakai make up.
Yah..mungkin Allah yang memakaikan make up untuk ku. Kecantikan datang dari dalam. Inner Beauty. Banyak yg bilang, dengan mata sipit ku dibalik kerudung, aku terlihat cantik.

Tak terasa aku sudah hampir 2 tahun menetap di masjid itu, anakku sudah sekolah di SD dekat masjid milik suatu yayasan dan tanpa membayar sepeserpun. Aku hanya membelikan seragam dan alat2 sekolah. Bahagianya hatiku melihat anakku sudah masuk sekolah..oh, seandainya mas Fariz masih ada dan melihat anak kita dihari pertama pergi ke sekolah.. Anakku rupanya tumbuh besar dalam keprihatinan, sehingga dia sangat tahu diri, dia tak pernah sekalipun merengek2 minta dibelikan ini itu seperti layaknya anak2 lain. Pernah hatiku amat terenyuh. Ketika dia pulang sekolah dengan kaki telanjang, sambil menenteng2 sepatunya. Sambil tertawa, tanpa mengeluh, dia malah menunjukan sepatunya kepadaku "Ma, sepatu Faisal udah minta makan". Maksudnya sepatunya udah robek depannya, seperti mulut minta makan. Melihat dia tertawa, akupun ikutan tertawa, walau hatiku rasanya ingin menangis. Andai dia tahu, dulu mamanya selalu memakai sepatu berharga jutaan rupiah, sekarang ini membelikan sepatu anaku yg murahpun aku belum sanggup. Alhasil selama 2 hari anakku kesekolah memakai
sepatu yg robek itu, sampai akhirnya aku belikan sepatu bekas. yg lebih layak dipakai. Aku bersyukur mempunyai anak yg amat tahu diri. Tak mau membebani ibunya. Memang anak yg shaleh akan menjadi bekal yg amat bernilai buat orang tua. Pak Imam masjid kadang menengok kami, dan menanyakan keadaan kami. Dia sering cerita, gimana istri nabi Muhammad dulu hidupnya jauh lebih menderita, tetapi tetap tabah menghadapi cobaan dan tak goyah
keimanannya. Beliau kadang bilang, kalau aku pasti akan jadi ahli surga.
Berulangkali dia bilang, kalau orang lain gak akan mungkin sanggup menghadapi cobaan ini, tapi aku tetap bertahan memegang keyakinan, meninggalkan kenikmatan dunia yg justru pernah aku peroleh.

Suatu siang, aku melihat ada mobil datang ke halaman masjid, dari dalam mobil itu keluar 2 orang yg aku masih kenal. Yang satu perempuan bernama tante Grace, yg satunya lagi laki2 oom Albert. Mereka berdua merupakan lawyer untuk perusahaan dan keluarga kami. Entah gimana mereka bisa mengetahui aku ada disini. Mereka membawa sebundel amplop, dan mengajak aku berbicara. Aku bisa lihat mata tante Grace yg memerah menahan air mata sewaktu dia melihat tempat aku tinggal. Bahkan oom Albert suaranya bergetar seperti lehernya tersekat menahan sedih. Mereka katakan diutus oleh orang tua kami. Karena orang tua kami sudah tahu gimana keadaan ku sekarang. Mereka katakan didalam amplop yg mereka pegang isinya surat2 bank, ATM, Ijasahku, yg bisa aku miliki lagi. Bahkan aku dijemput untuk pulang ke rumah mama papa ku. Sejenak aku berbahagia, aku pikir orang tuaku sudah terbuka hatinya, aku bisa pergunakan uang yg cukup banyak itu untuk hidup yg lebih baik dgn anakku. Tetapi dengan suara terpatah2 om Albert melanjutkan, bahwa mama dan papa memberi syarat. Ketika aku tanyakan apa syaratnya. Mereka berdua nyaris tak sanggup melanjutkan pembicaraan.
Tante Grace makin menunduk menahan tangis. Akhirnya om Albert mengatakan kalau syaratnya aku dan anakku harus kembali ke keyakinan yg dulu aku anut.
Saat itu juga aku langsung menjawab, kalau aku tak akan mau menerima amplop itu, dan aku katakan agar kembalikan ke orang tuaku. Mereka amat sangat minta maaf padaku, karena mereka tahu aku tersinggung. Tapi aku juga sadar mereka hanya menjalankan tugas. Bahkan tante Grace menambahkan, andai mengikuti hati nurani pasti mereka udah serahkan itu amplop pada ku tanpa syarat apapun, tapi mereka terikat profesi mereka.

Akhirnya mereka pamit meninggalkan ku. Tapi beberapa saat kemudian mereka balik kembali menemui ku, aku pikir mereka akan membujukku. Tapi rupanya mereka berinisiatif memfoto copy ijasah2 ku dan menyerahkan copynya ke aku. Mereka lakukan atas inisiatif mereka sendiri, walau dengar resiko kehilangan pekerjaan. Mereka katakan hanya itu yg bisa mereka bantu
untukku. Oh terima kasih Tuhan... Sedikit2 Tuhan memberikan jalan untuk ku.

Akhirnya aku punya bukti kalau dulu aku pernah sekolah tinggi sampai di luar negri.

Rupanya Tuhan sudah cukup mengujiku, dan sepertinya aku mulai diberikan rewards atas ketabahanku selama ini. Tuhan mulai memberikan jalan yg terang untuk ku.

Suatu pagi di halaman masjid tampak 2 orang perempuan yg sedang mengamati
bangunan masjid. Satunya seorang bule entah dari negri mana, sedangkan satunya lagi perempuan lokal.

Kebetulan pak tua sedang di halaman, sehingga mereka menghampirinya, masjid tsb memang unik, karena merupakan bangunan tua, dengan arsitektur melayu kuno, sehingga kadang sering dikunjungi orang, dan biasanya pak tua lah yg menjadi juru bicara, karena memang dia yg tahu sejarah masjid tsb.
Akupun banyak mendapat carita dari pak tua tentang masjid tsb sehingga aku tahu banyak pula tentang sejarah masjid tsb.

Aku hanya perhatikan dari jauh, dua orang pengunjung itu ngobrol dengan pak tua, sampai akhirnya aku lihat si bule agak kebingungan. Didorong rasa ingin tahu, aku hampiri mereka. Dengan sopan aku perkenalkan diri, dan menawarkan diri untuk membantu. Ternyata si bule itu adalah mahasiswi arsitektur dari Australia yg sedang melakukan study, sedangkan pendampingnya adalah mahasiswi arsitektur dari univ. T di kotaku yg bertugas sebagai penterjemah, panggil saja 'Retno'. Rupanya si mahasiswi lokal tsb kurang lancar bahasa Inggrisnya sehingga membuat si bule kadang kebingungan mendengar terjemahan cerita dari pak tua. Dengan sopan pula aku ajukan diri untuk membantu sibule itu. Dengan bahasa inggrisku yg sangat lancar aku ceritakan dari awal sampai akhir semua tentang masjid
tsb. Aku ajak pula berkeliling ke tiap sudut masjid. Si bule tambah takjub ketika aku katakan pernah study di negrinya. Retno terus memandangiku setengah tidak percaya tentang diriku. Setelah puas mendapatkan informasi, sebelum pulang Retno berjanji akan menemui ku kembali segera, ada yg ingin dia tanyakan lebih banyak ttg diriku katanya. Aku dengan senang hati akan menerima kedatangannya kapan saja.

Beberapa hari kemudian Retno memang benar2 kembali datang menemuiku, kali ini dia sama sekali tidak membicarakan perihal arsitektur masjid. Tapi tentang diriku. Dia amat ingin tahu tentang diriku, akhirnya aku ceritakan dari awal sampai saat ini perjalanan hidupku ini. Dia amat bersimpati dan berkeinginan menolong ku. Walau aku tidak mengharapkan pertolong orang lain, tapi aku hargai niatnya membantuku. Dia bilang dengan pendidikan ku dan kemahiranku berbahasa asing, pasti aku akan dapatkan pekerjaan, apalagi aku sekarang sudah mempunyai bukti fotocopy ijasah ku. Kira2 seminggu kemudian dia kembali datang kepadaku, dan menyuruhku membuat surat lamaran, bahkan dia sendiri yg membawa kertasnya dan amplopnya.
Dia katakan di rektorat univ memerlukan beberapa tenaga honorer. Aku terharu ada orang lain yg peduli mau membatuku tanpa pamrih, aku ucapkan banyak terimakasih padanya. Bagiku dia seperti diutus Tuhan untuk menolongku.
Tak lama kemudian aku mendapat kabar gambira, aku dipanggil menghadap ke rektorat universitasnya untuk test dan wawancara. Sebelum berangkat aku shalat memohon kapada Allah agar diberikan kelancaran. Anakku aku titipkan pak tua, yg memang sudah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri.

Alhamdulilah semua test aku lalui dengan lancar, bahkan sewaktu wawancara bahasa Inggris, justru akulah yg lebih menguasai ketimbang yg mewawancaraiku. Dia sampai menyerah, dan mengatakan bhs inggrisku udah perfect melebihi kemampuan dia.

Tak sampai seminggu kemudian, Retno mendatangiku lagi, kali ini dia tampak gembira sekali, dia katakan dalam beberapa hari aku akan mendapat surat dari rektorat, yg isinya penerimaan aku sebagai karyawan. Dia bisa lebih dulu tahu karena ada temannya yg bekerja disana. Langsung aku menuju masjid dan bersujud sukur lama sekali. Aku merasa telah lulus segala test yg diujikan Allah terhadapku. Memang kadangkala aku sering bertanya pada Allah, apakah karena aku mualaf sehingga Allah kurang percaya dengan keimananku, sehingga perlu mengujinya dengan ujian yg amat berat.

Walau sebagai karyawan honorer tapi aku sudah bersukur, yg penting aku sudah memperoleh penghasilan yg layak. Kerjaanku membantu bagian keuangan di rektorat, memang sesuai dengan ilmuku, tetapi mulai banyak orang yg tahu kalau aku lulusan dari luar negri. Setiap ada seminar dan memerlukan makalah dalam bahasa Inggris pasti aku yg diberikan tugas tambahan
untuk menyusunnya. Akupun banyak membantu menterjemahkan litelatur2 asing untuk dipergunakan para mahasiswa. Nyaris sejak 3 tahun terakhir, aku tidak pernah membeli baju baru. Dengan gajiku sekarang aku sudah bisa membeli lagi. Aku amat sangat senang bukan main, bisa membelikan pakaian yang bagus2 untuk anakku. Bahagia rasanya melihat anakku bisa aku berikan pakain yg layak. Pakaian sekolahnya yg sudah menguning, sekarang sudah aku belikan yg baru putih bersih, dan juga sepatu baru. Sepatunya yg dulu robek, masih aku simpan sebagai kenangan.

Beberapa bulan kemudian aku sudah mampu mengontrak rumah sendiri, sebelum aku meninggalkan masjid tsb tak lupa aku berpamitan kerumah pak Imam, aku ucapkan banyak terimakasih atas pertolongannya, beliau katakan yg menolong bukan dia tetapi Allah SWT yg menolongku. Aku peluk dia lama sekali, dan aku katakan dahulu aku mengucapkan syahadat didepan dia, dan aku tak akan pernah mengingkarinya seumur hidupku, apapun yg terjadi. Sebelum pergi, aku sempat memandangi kamarku untuk terakhir kali, sempat beberapa menit aku tertegun, membayangkan, mungkin kelak ruangan ini akan dipakai oleh orang2 yg senasib seperti aku.....Aku berharap Semoga Allah memberi kekuatan....

Setelah aku melewati segala cobaan, Tuhan tampaknya terus menerus
memberikan semacam rewards kepadaku, belum genap setahun aku bekerja, pihak rektorat meberikan kabar, kalau statusku akan di tingkatkan menjadi karyawan tetap, bahkan beberapa dosen senior sudah menawariku untuk membantu mengajar. Memang rekan2 kerjaku mengatakan, kalau karirku bakal amat bagus, karena orang dengan kemampuan sepertiku amat dibutuhkan.Mereka bilang, kesuksesanku hanya menunggu waktu saja. Aku hanya bisa
mengucap puji syukur Alhamdulilah. Andai dulu aku sering berdoa dengan linangan air mata kesedihan, sekarangpun aku masih sering menangis ketika berdoa, tapi kali ini aku menangis bahagia.

Sampai saat ini aku masih sendirian, aku bertekad membesarkan anakku sebaik2nya, bagiku aku masih merasa istri dari mas Fariz. Masih sulit rasanya menggantikan dia dihatiku. Seperti yg aku pernah katakan, dia bukan hanya suami, tetapi soulmate ku, dan tak tergantikan. Tetapi entah kalau Allah mempunyai rencana lain untukku. Tiap memandang anakku, aku seperti melihat mas Fariz. Seperti dia masih mendampingiku.

Alhamdulilah dengan penghasilanku sekarang ini aku kini bahkan sudah mampu membeli sepeda motor untuk keperluan transportasiku. Kadang diakhir pekan aku berboncengan dengan anakku jalan2 rekreasi. Kadangkala aku sengaja lewat depan rumah orang tuaku, sambil aku katakan bahwa itulah rumah opa dan oma. Sering anakku bertanya, "Ma kapan kita pergi main kerumah
oma-opa? " Aku tak bisa menjawab, karena menahan air mata...

Walaupun begitu aku terus berdoa, semoga suatu saat kelak, kedua orangtuaku dibukakan pintu hatinya, kalaupun tidak mau menerima aku lagi, mohon terima anakku, cucunya, darah daging mereka sendiri.

Wassalam,
Mawar.

Selanjutnya... »»

Senin, April 20, 2009

Imam Ghazali dan Muridnya

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Al Ghozali bertanya :
Pertama, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “Mati”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran ;185)


Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah masa lalu. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. “Apa yang paling besar di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “Nafsu” (Al A’Raf : 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban kalian benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “memegang AMANAH” (Al Ahzab : 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
Pertanyaan yang kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”.
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Solat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan solat.
Lantas pertanyaan ke enam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang… Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”. Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri

Selanjutnya... »»

Minggu, April 19, 2009

Kisah Heroik Dibalik Olimpiade Beijing

Beijing, Beberapa tahun lalu Maarten van der Weijden cuma punya sedikit peluang hidup karena kanker yang dideritanya. Tapi di Beijing 2008 dia mampu mendapat emas di nomor bergengsi.



Tujuh tahun lalu Maarten van der Weijden didiagnosa menderita leukemia yang membuat dokter tak tahu berapa lama lagi usianya tersisa. Namun vonis tersebut tak menyurutkan semangat hidup pria Belanda itu, dengan transplantasi sel dan kemoterapi dia akhirnya bisa bertahan hingga kini.

Tapi kisah heroik Weijden tak berhenti sampai di situ karena beberapa saat lalu dia berhasil merengkuh medali emas di Olimpiade Beijing. Medali yang dia raih juga datang dari nomor yang luar biasa yakni renang maraton luar ruangan dengan jarak tempuh 10 km.

"Hal tersebut membuat medali emas ini terasa sangat spesial," ungkap Van der Weijden saat ditanya wartawan soal kanker yang dia derita dan kemenangan yang diraih. "Itu membuktikan kalau orang sakit pun bisa meraih medali emas."

Hampir di sepanjang pertandingan Van der Weijden selalu berada di belakang perenang Inggris, David Davies. Baru di 400 meter terakhir dia mampu menyodok ke posisi teratas untuk kemudian menyentuh garis finish di posisi pertama dengan waktu 51 menit dan 51 detik.

"Leukaemia mengajari saya untuk berpikir selangkah demi selangkah ... menjadi lebih sabar, santai dan menunggu (kesempatan). Itu strategi yang sama dengan yang saya terapkan di sini, bertahan di rombongan, mencoba tenang dan menunggu kesempatan saya," pungkas pria 27 tahun itu.

Itulah sepenggal kisah nyata yang terjadi dengan semangat juang tinggi ia berhasil memperoleh apa yang diharapkannya, benar apa kata pepatah kalo ada kemauan pastilah ada jalan.

Selanjutnya... »»

Sabtu, April 18, 2009

Beberapa Kisah Penggalan yang Merubah Dunia

KISAH KERTAS LEKAT CATATAN " POST-IT "
Arthur Fry sering kehilangan catatan kerja. Pekerjaannya amat tidak
teratur sehingga catatan yang di tulisnya sendiri tidak dapat
diingat. Pada suatu hari dia mendapati bahwa perusahaan tempat
kerjanya - 3M - telah menciptakan sejenis lem tetapi sayangnya tidak
dapat melekat dengan baik.

Dengan kata lain, lem gagal berfungsi.
Lem tersebut hanya dapat menempel pada sehelai kertas saja dan mudah
tanggal. Rupanya itulah yang di perlukan Fry supaya catatan lebih
tersusun rapi. Dia kemudian mendapat sebuah ide dan mengemukakannya
kepada pihak manajemen. Produk ini dinamai Post-it. Untuk idenya
itu, ia menerima royalti satu persen dari setiap penjualan Post-it
sepanjang hayat. Setiap tahun, hasil penjualan yang di edarkan oleh
3M adalah lebih dari US$100 juta. Oleh karena itu, Arthur Fry
menerima US$1 juta setiap tahun.

KISAH NOVEL THE SCARLET LETTER
Ketika ada pergantian jabatan di pejabat Kastam Boston,
Massachusetts, Nathaniel Hawthorne yang bekerja di situ
diberhentikan. Malam itu ia pulang ke rumah dengan penuh rasa kecewa
dan sakit hati. Dia bimbang, bagaimana keluarganya, terutama istri,
akan menerima berita tersebut. Sebaliknya, istri Nathaniel Hawthorne
tidak berkata apa-apa ketika berita itu disampaikan kepadanya.
Istrinya Cuma mengambil sebatang pen dan sebotol tinta lalu
meletakkannya di atas meja di depan Nathaniel Hawthorne. Dia lalu
menyalakan api penerang dan merangkul Nathaniel Hawthorne dengan
penuh kemesraan seraya berkata '' Abang sekarang tentunya punya
waktu untuk menulis buku. '' Nathaniel Hawthorne mendapat semangat
baru dari motivasi dan dorongan istrinya. Nathaniel Hawthorne
kemudian terus menulis dan menghasilkan sebuah novel yang termashur
di seluruh dunia, berjudul The Scarlet Letter.

KISAH UNITED PARCEL SERVICE
James E. Casey, penggagas UPS (United Parcel Service) terpaksa
berhenti sekolah ketika berusia 11 tahun guna membantu keluarganya
karena ayahnya tidak sehat. Pekerjaan pertama yang diperoleh adalah
mengantar pembungkus ke sebuah gudang serba ada dengan gaji bulan
sebesar US$2,50. Selain itu, dia juga bekerja sebagai pengantar
telegraf di perusahaan telegraf. Ketika beusia 15 tahun, James
E.Casey dan 2 orang rekannya yang bekerja sebagai pengantar telegraf
memulai usaha sendiri yang kemudian teryata menjadi berhasil. Dari
pengantar berjalan kaki, naik sepeda, dan sepeda motor, ia
berkembang menggunakan truk. Saat ini, United Parcel Service
mempunyai lebih dari 340.00 karyawan di seluruh dunia dengan omset
per tahun lebih dari US$22 milyar.

KISAH HOTEL HILTON
Conrad Nicholson Hilton - anak kedua dari 8 orang kakak beradik
dilahirkan pada tahun 1887 di San Antonio, wilayah Meksiko. Ayahnya
seorang pendatang dari Norway, seorang yang tekun barusaha tetapi
telah mengalami beberapa kerugian dalam bisnis. Bisnis utamanya
adalah sebuah toko kelontong. Keuntungan yang di peroleh
memungkinkan mereka membangun sebuah rumah besar dengan beberapa
kamar. Semasa resesi pada tahun 1907, uang sulit di peroleh. Dengan
uang simpanan, Conrad pergi ke stasiun kereta api untuk mengiklankan
bisnisnya. Dengan tarif US $ 1 para penginap diberikan layanan ramah
dengan sebuah kamar yang bersih dan hidangan makanan yang di masak
oleh Nyonya Mary Hilton ( ibunya ). Akhirnya Conrad sukses
mengelolah hotelnya sendiri dan selepas era resesi ekonomi, Hilton
terus terlibat dalam bisnis apa saja yang bisa diceburi, membangun
jaringan Hotel Hilton sehingga menjadi sebuah organisasi yang
dihormati dalam memberikan layanan ramah dan paling baik di dunia.

KISAH KFC (KENTUCKY FRIED CHIKEN)
Kolonel Harland D. Sanders lahir pada tahun 1890 di sebuah ladang
yang berdekatan dengan Hendryville, Indiana. Ayahnya meninggal
ketika ia berusia enam tahun. Itu menyebabkan ibunya harus bekerja
sebagai tukang jahit baju sedangkan ia juga terpaksa menjaga adik -
adiknya yang masih kecil. Pada saat itulah ibunya mengajarkan seni
masakan daerah.
Tidak berapa lama setelah ibunya kawin lagi, Harland D. Sanders yang
pada saat itu berusia 12 tahun telah berhenti sekolah. Dia keluar
rumah untuk mulai bekerja. Di antara pekerjaan awalnya termasuk
bertani, penyelia pekerjaan landasan kereta api, kondektur, penjual
asuransi, masinis, kapal uap, dan masih banyak lagi. Akhirnya,
Harland D. Sanders membuka sebuah terminal layanan yang sukses di
mana dia menyediakan masakan istimewa kepada para pelanggan - ayam
goreng, semeja 6 orang.
Nampaknya nasib malang merupakan teman setia Sanders. Pada tahun
1939, bisnisnya terpuruk dan nyaris bangkrut. Tampa rasa putus asa,
Sanders mendirikan sebuah restoran dan motel dengan gaya baru. Siapa
pun yang ingin mengunakan telepon umum atau hendak ke toilet wanita
harus melalui replika kamar motelnya yang terdapat di situ.
Iklan ini sukses untuk mengembangkan bisnis motelnya. Ketika
pendapatan yang di peroleh agak bagus, satu masalah lain muncul. Ada
jalan raya baru yang membuat semua pelanggan lebih suka lewat jalan
baru itu sehingah tidak melewati motelnya. Tingkat hunian motel
mulai merosot, dan Sanders melelang semua bisnisnya. Namun hasil
jualannya hanya cukup untuk membayar hutang yang ada.
Meski Harland D. Sanders sudah berusia 66 tahun ketika itu, ia tidak
mempunyai apa-apa yang dapat dibanggakan. Dengan hidup di bawah
tanggungan dinas sosial, Sanders berencana mencari segmen pasar baru
yang sesuai. Satu-satunya harta paling bernilai yang dimilikinya
adalah resep rahasia yang diberi nama "ayam goreng kentucky".
Menjelang tahun 1956, Sanders telah berhasil meyakinkan belasan
restoran guna memasak dan menjual ayam goreng Kentucky; dan
memberinya US 4 sen sebagai royalti untuk setiap potong ayam goreng
yang terjual. Gembira dengan kesuksesan yang di peroleh, Sanders
lalu memuati mobil pikap model 1946 miliknya dengan 50 resep ramuan
bumbu dan sebuah periuk untuk ditawarkan kepada beberapa orang yang
mau membeli waralaba resepnya. Menjelang tahun 1960, sebanyak 400
buah restoran di Amerika dan Kanada telah meyediakan ayam goreng
Kentucky. Dalam waktu 4 tahun, jumlah tempat jualan ayam goreng
Kentucky telah meningkat menjadi 650 restoran dengan omset penjualan
per tahun bernilai US$37 juta.
Saat ini terdapat hampir 10.000 restoran ayam goreng kentucky di
seluruh dunia dengan lebih dari 200.000 karyawan dan omset penjualan
per tahun lebih dari US$8.2 milyar.

SI BUDAK FRED DOUGLAS
Fred Douglas benar-benar memulai hidupnya tanpa apa-apa. Bahkan
dirinya bukan lagi miliknya pada saat masih dalam kandungan ibunya.
Sebagai anak budak belian, ia sudah dijadikan jaminan untuk melunasi
hutang majikan orang tuanya. Ia jarang bertemu ibunya kecuali pada
malam hari dimana ibunya harus berjalan sejauh dua belas kilometer
hanya untuk bertemu anaknya selama satu jam.
Ia tidak mempunyai kesempatan belajar, karena pada jaman itu, para
budak belian tidak diperbolehkan belajar menulis dan membaca. Namun,
tanpa diketahui siapa pun, ia belajar membaca dan menulis. Dalam
waktu singkat, ia sudah membuat malu teman-temannya yang berkulit
putih dalam hal pelajaran.
Pada usia 21 tahun, ia melarikan diri dari perbudakan dan bekerja
sebagai seorang pesuruh di New York dan New Bedford. Di Nantucket,
ia berpidato, mendesak dihapuskannya perbudakan. Kesan yang
ditimbulkannya sedemikian baik sehingga ia diangkat menjadi agen
Lembaga Anti Perbudakan di Massachussetts.
Sementara ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya
untuk memberikan ceramah, ia tetap belajar. Ia kemudian dikirim ke
Eropa untuk berpidato dan menjalin persahabatan dengan beberapa
orang Inggris yang kemudian memberinya 750 dolar untuk menebus
kebebasannya sebagai seorang budak. Ia menerbitkan surat kabar di
Rochester dan kelak memimpin New Era di Washington. Bertahun-tahun
lamanya ia menjadi kepada District of Columbia dan bisa menandingi
setiap orang kulit putih mana pun. Apakah keadaan Anda lebih buruk
dari Fred Douglas pada waktu dilahirkan?

KISAH MICHAEL FARADAY
Di atas sebuah kandang kuda di London menetap seorang pemuda
melarat, Michael Faraday, yang tujuh tahun lamanya menjadi tukang
jilid dan penjual buku. Suatu hari, ketika ia sedang menjilid
Encyclopedia Brittanica, perhatiannya tertarik pada karangan tentang
listrik dan ia membacanya sampai habis. Ia membeli botol kecil,
panci tua, dan alat-alat sederhana lainnya untuk melakukan percobaan-
percobaan.
Salah seorang pembeli buku menaruh perhatian pada pemuda itu dan
mengajak ia mendengarkan ceramah tentang ilmu kimia oleh Sir Humphry
Davy. Faraday mengumpulkan semua keberaniannya dan menulis sepucuk
surat kepada sarjana besar itu.
Pada suatu malam, sebelum Michael tidur, kereta Sir Humphry berhenti
di depan rumahnya yang reyot itu. Seorang kurir memberikan undangan
kepada Faraday untuk berkunjung ke rumah sarjana itu. Michael hampir-
hampir tidak mempercayai hal itu. Esoknya, ia menerima usul Sir
Humphry Davy dan bekerja pada ahli kimia itu. Ia membersihkan alat-
alat laboratorium dan membawanya ke ruang kuliah.
Dengan penuh minat dan perhatian, ia mengikuti semua gerak-gerik
Davy saat yang disebut terakhir itu mengenakan topeng kaca dan
mengadakan percobaan-percobaan berbahaya dengan zat-zat yang bisa
meletus. Michael pun dengan rajin belajar dan melakukan percobaan-
percobaan.
Tak lama kemudian, pemuda miskin ini diminta untuk memberikan
ceramah di depan Lembaga Ilmu Alam Inggris dan diangkat menjadi
profesor di Akademi Kerajaan di Woolwich. Ia menjadi ahli ilmu alam
terbesar di jamannya. Apabila ada orang yang bertanya kepada Sir
Humphry Davy, apakah penemuannya yang terbesar, maka jawabannya
adalah: Michael Faraday.

GARFIELD DARI OHIO
Dalam sebuah gubuk di perbatasan Ohio hidup seorang janda melarat
bersama anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan. Anak itu tumbuh
subur dan beberapa tahun kemudian, ia sudah harus menebangi kayu dan
menanami sejengkal tanah dalam hutan yang dimiliki ibunya.
Walau demikian, ia selalu menyediakan waktu untuk belajar. Setiap
jam ia gunakan untuk belajar dari buku-buku yang dipinjamnya karena
tidak mampu membelinya. Ketika berusia enambelas tahun, dengan
senang hati ia bekerja sebagai seorang pengembala keledai di
sepanjang kanal. Tak lama kemudian ia menerima pekerjaan baru
sebagai seorang tukang sapu dan membunyikan lonceng di sekolah untuk
membiayai sekolahnya.
Tahun pertama di Geanga Seminarie, ia cuma memperoleh 17 dolar. Lalu
ia bekerja pada seorang tukang kayu dengan bayaran 1 dolar seminggu.
Malam hari, bila sedang libur, ia bekerja lembur. Ia datang pada
hari Sabtu untuk menerima bayaran 1 dolar dan 2 sen. Musim dingin
selanjutnya ia mengajar dengan gaji 12 dolar.
Tak lama kemudian ia belajar di William College dan berhasil lulus
sebagai seorang dokter dengan gelar cum laude. Pada usia 26 tahun,
ia menjadi anggota Senat Amerika Serikat dan tujuh tahun kemudian
menjadi anggota Kongres.
James A. Garfield akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat.
Teladannya merupakan sumber inspirasi bagi siapa pun yang memulai
hidupnya dari dasar.

KISAH NAPOLEON
"Apakah mungkin untuk melewati jalan ini?" tanya Napoleon kepada
para insinyur yang dikirim untuk menyelediki terusan St. Bernard
yang menakutkan itu.
"Barangkali, bukannya tidak mungkin," jawab mereka dalam nada ragu-
ragu.
"Tempuh saja!" jawab Napoleon tanpa menghiraukan kesukaran-kesukaran
yang hampir tak teratasi. Inggris dan Austria menertawakan keputusan
Napoleon untuk menggerakkan tentara melintasi pegunungan Alpen. Tak
pernah ada orang yang bisa, apalagi dengan membawa 60.000 tentara,
dilengkapi dengan meriam- meriam besar, berpeti-peti peluru, dan
barang dalam jumlah besar.
Akan tetapi ketika tindakan yang 'mustahil' itu selesai, orang-orang
sekonyong- konyong tahu bahwa hal itu memang bisa dilakukan dari
dulu. Yang diperlukan hanyalah keberanian dan tekad seperti
Napoleon. Dia tidak pernah gentar menghadapi segala rintangan itu.
Dan ia mengambil kesempatan itu.

"MEREKA YANG BERHASIL ADALAH YANG MAMPU MEMBUAT SEBUAH PONDASI YANG
KOKOH DARI BATU BATA YANG DILEMPARKAN OLEH ORANG LAIN KEPADANYA".

**********
MOTTO: "Saya melewati hari ini hanya sekali; karenanya setiap
perbuatan baik yang dapat saya lakukan atau kebaikan apapun yang
bisa saya perbuat kepada siapapun, biarlah saya melakukannya
sekarang. Jangan biarkan saya mengabaikannya, karena pasti saya
tidak akan melewati hari ini lagi." (RSP).
**********

Selanjutnya... »»