Rabu, Desember 31, 2008

Anak Kecil 6 Tahun Memungut Barang Bekas Demi Merawat Papanya Yang Lumpuh


Dajiyuan, 17 Des) Karena ayahnya lumpuh bertahun-tahun, anak yang baru berumur 6 tahun ini terpaksa memikul tanggung jawab rumah tangga. Selain setiap hari mencuci muka ayahnya, memijat dan memberi makan, dia masih bersama ibunya mengambil botol air mineral bekas sebagai tambahan pendapatan keluarga. Cerita Tse Tse ini banyak menyentuh hati teman di internet, hanya beberapa jam, sudah puluhan ribu orang yang mengkliknya.
Adegan yang mengharukan

Begitu sampai di rumah,

Tse Tse langsung sibuk menyiapkan seember air, lantas dengan tangannya yang mungil ia memeras selembar handuk yang besar, karena handuk terlalu besar buat dia, Tse Tse membutuhkan 3 sampai 4 menit baru bisa mengeringkannya, kemudian dengan handuk itu dia menyeka wajah ayahnya dengan lap itu. Dia sangat teliti melapnya, sepertinya khawatir kurang bersih. Setelah selesai, Tse Tse kemudian berjingkat melap punggung ayahnya, di belakang, selesai semua, dengan puas dia tersenyum ke ayahnya.

Tse Tse tahun ini berumur 6 tahun, baru kelas 1 SD, tinggal di jalan Baoan, desa Nantong, papanya Xiong Chun pada 5 tahun lalu tiba-tiba menderita otot menyusut, di bawah leher semua lumpuh, untuk mengobati penyakitnya dia telah menghabiskan semua tabungannya. Sekarang, keluarga yang beranggotakan 3 orang ini hanya mengandalkan ibunya yang bekerja di pabrik, dengan penghasilan kecil itulah mereka bertahan hidup.

Di sekolah Houde, anak yang seumur dengannya dengan ceria bergandeng tangan dengan orang tuanya sambil berjalan, namun Tse Tse malah harus sekuat tenaga mendorong ayahnya pulang. Ketika mau menyeberang jalan, dia akan berhenti sejenak, menoleh kendaraan yang lalu lalang, setelah aman dia baru menyeberang. Setiap ketemu tempat yang tidak rata, Tse Tse harus mengeluarkan tenaga ekstra menaikkan roda depan, menarik kursi roda itu dari belakang, wajahnya yang mungil sampai terlihat kemerahan. Dari sekolah sampai rumah jaraknya sekitar 1.500 meter, harus ditempuh selama 20 menit.
Satu keluarga 3 orang menempati rumah 8 m2

Rumah Tse Tse adalah sebuah rumah dengan kamar kecil seukuran 8m2, hanya besi seng menutupi atap yang menghalangi cahaya masuk ke kamar, di atap tergantung sebuah lampu energi kecil. Dalam rumah penuh debu, yang paling mencolok adalah penghargaan Tse Tse yang tergantung di dinding. Terhadap sekeluarga yang pendapatan bulanannya hanya sekitar 1.000 RMB (Rp. 1,5 juta) bisa dikatakan, sebuah TV 21" sudah merupakan barang mewah.

Sebuah ranjang atas dan bawah sudah memenuhi seluruh kamar, di atasnya penuh dengan barang pecah belah, hanya tersisa sedikit ruang kecil. Xiong Chun berkata, itu adalah ranjang Tse Tse. Sebuah meja lipat tergantung di dinding, itu adalah meja belajar Tse Tse, juga adalah meja makan keluarga.

Di samping pintu yang luasnya tidak sampai 1 m2, ada "dapur" yang dibuatnya sendiri, di samping kompor masih tersisa sebatang kubis. "Makanan dan minyak di rumah semua diberikan oleh teman mamanya, satu hari tiga kali makan, Cuma makan malam yang agak lumayan, di rumah jarang makan daging, namun setiap minggu mereka akan mengeluarkan sedikit biaya untuk mengubah kehidupan anaknya, namun setiap kali makan, Tse Tse akan membiarkan saya makan dulu, baru dia makan." Kata Xiong Chun.

Mama Tse Tse bekerja di pabrik, setiap siang hari dia akan menyisakan sedikit waktu pulang ke rumah menanak nasi untuk suaminya, setelah menyuapi dia segera balik ke pabrik bekerja, tanggung jawab merawat suaminya semua di bebankan ke pundak Tse Tse.

Xiong Chun memberitahu wartawan, setiap pagi jam 6.30 begitu jam alarm berbunyi, Tse Tse akan bangun, cuci muka dan sikat gigi, dia juga membantu papanya mencuci muka, selesai itu dia akan memijat tangan dan kaki papanya, kira-kira 10 menit. Pulang sekolah sore, dia akan memijat papanya lagi, malam setelah memandikan papanya, dia akan memijat papanya lagi, baru tidur.

"Agar bisa lebih banyak membantu mamanya, Tse Tse kadang-kadang ikut mamanya memungut barang bekas untuk menambah penghasilan keluarga. "Xiong Chun sangat sayang anaknya. Tetangga di sekeliling sangat terharu dan mengatakan: "Tse Tse sangat mengerti. Kita semua merasa bangga ada anak seperti ini."
Boneka 5 Yuan yang paling disukainya

Mama membawa dia memungut botol air bekas untuk menambah penghasilan. Suatu ketika, Tse Tse memungut satu mainan mobil plastik bekas di tempat sampah, dia bagaikan mendapat barang pusaka, setiap hari akan main sebentar dengan mobil plastiknya itu. Yang Xianfui berkata, kemarin mama dan anak pergi memungut besi bekas, bisa dijual 20 Yuan.

Tse Tse punya satu boneka kecil yang lucu, itu yang paling disayanginya. Malam hari juga mengendongnya tidur. "Dia melihat boneka itu di toko, beberapa kali dia memintanya, 5 Yuan, saya tidak tega terus, akhirnya saya nekat membelikannya," Kata Xiong Chun.

Begitu Tidak Boleh Sekolah, Langsung Menangis

Untuk mengirit biaya listrik,setiap hari begitu pulang sekolah Tse Tse akan memindahkan "Meja kecilnya" keluar, mengejar siang hari menyelesaikan PR-nya.

"Uang sekolahnya setahun sekitar 3.000 sampai 4.000, kami tidak sanggup. Karena tidak ada uang, tahun ini saya juga melepaskan berobat lagi," kata Xiong Chun. Beberapa waktu yang lalu, dia berbicara dengan istrinya agar Tse Tse berhenti sekolah saja, Tse Tse begitu tahu langsung menangis.

Xiong Chun berteriak, "Hidup normal saja bermasalah, masih harus kasih dia sekolah, sungguh susah, bila sudah tidak mungkin, biar dia berhenti saja." Tse Tse yang sedang bermain boneka, begitu mendengar kata papanya, langsung menangis. Xiong Chun menarik Tse Tse ke sisinya, membujuk: "Papa akan usahakan kamu sekolah, biar kamu bisa sekolah!" Setelah dibujuk beberapa kali, Tse Tse baru berhenti menangis, dengan tangan mungilnya dia menyeka air matanya.

"Terhadap Tse Tse, saya sungguh menyesal....," sambil menangis tersedu, Xiong Chun sudah tidak dapat berkata lagi. Xiong Chun berkata: "Saya percaya pasti akan sembuh, Tse Tse adalah harapan saya."

Sumber : dajiyuan.com

Selanjutnya... »»

Selasa, Desember 30, 2008

Gerakan Intifadah Perjuangan Pemuda Palestina

Sekedar INFO.. untuk berbagi...
I N T I F A D A H

Intifadah, yang berarti “pemberontakan” dalam Bahasa Arab, adalah nama untuk perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok orang Palestina, yang bersenjatakan batu-batu, melawan salah satu musuh terbesar dunia, yaitu orang yang menjawab lemparan batu itu dengan peluru, roket, dan rudal. Memang, mereka jarang sekali ragu-ragu menjadikan orang yang tidak pernah melempar batu sebagai sasaran mereka, bahkan mampu membunuh lusinan anak-anak dengan cara tak berperikemanusiaan.


Intifadah pertama memasuki panggung politik pada 1987, dimulai dengan pemuda Palestina yang membalas pembunuhan enam anak-anak Palestina oleh tentara-tentara Israel. Berlanjut hingga 1993, Intifadah menghadapi tanggapan yang sangat keras dari Israel, berdasar prinsip bahwa “kekerasan melahirkan kekerasan,” Timur Tengah kembali terjatuh ke dalam kekacauan. Sepanjang masa ini, perhatian dunia tertuju pada kasus anak-anak yang tempurung kepalanya pecah dan tangan-tangan mereka dipatahkan oleh para tentara Israel. Orang-orang Palestina, dari yang paling muda hingga yang paling tua, menentang kekerasan militer Israel dan penindasan dengan sambitan batu apa pun yang dapat mereka temukan. Sebagai balasannya, tentara Israel secara besar-besaran memberondongkan senjatanya: menyiksa, mematahkan tangan, dan menembaki lambung dan kepala orang-orang dengan tembakan senapan. Pada tahun 1989, sebanyak 13.000 anak-anak Palestina ditahan di penjara-penjara Israel.

Apa pun alasannya, memilih cara kekerasan tidak pernah memecahkan persoalan. Dan kembali, kenyataan penting harus dicamkan ketika merenungkan tanah tempat Intifadah terjadi. Pertama-tama, karena diperkuat oleh keputusan PBB, tentara Israel menggunakan kekuatan yang, sejalan dengan hukum internasional, seharusnya dijauhi. Meskipun sudah diperkuat aturan, jika Israel menuntut agar keberadaannya di tanah ini diterima, cara menunjukkannya tentu bukan dengan membunuh orang-orang tak berdosa. Karena semua orang yang waras pastilah sepakat, jika salah bagi orang-orang Palestina memilih kekerasan, maka pastilah juga salah bagi tentara-tentara Israel membunuh mereka. Setiap negara memiliki hak membela diri dan melindungi dirinya, namun apa yang telah terjadi di Palestina jauh dari sekedar membela diri.


Selama tahun-tahun Intifadah, sebuah peristiwa terjadi di desa Kristen Beit Sahour di dekat Bethlehem. Kejadian ini, yang disaksikan oleh penduduknya Norman Finkelstein, hanyalah satu dari banyak contoh yang tidak mendukung bahwa campur tangan militer didorong oleh keinginan membela diri:

Suatu kali di kamp pengungsian Jalazoun, anak-anak membakar ban ketika sebuah mobil menepi. "Pintu dibiarkan terbuka, dan empat pria (pemukim Israel maupun tentara berpakaian preman) melompat keluar, menembak membabi buta ke segala penjuru. Anak-anak di samping saya tertembak di punggungnya, peluru keluar dari pusarnya… Hari berikutnya Jerussalem Post melaporkan bahwa tentara itu menembak untuk membela diri."94

Intifadah rakyat Palestina, yang dilakukan dengan sambitan batu dan pentungan untuk melawan tentara paling modern di dunia, berhasil menarik perhatian internasional pada wilayah ini. Gambar-gambar yang intinya mengenai pembunuhan tentara Israel atas anak-anak berusia sekolah sekali lagi menunjukkan kebijakan teror pemerintah pendudukan. Masa ini berlanjut hingga Kesepakatan Oslo tahun 1993, ketika Israel dan PLO duduk bersama di meja perundingan. Pada pertemuan ini, Israel mengakui Yasser Arafat untuk pertama kalinya sebagai perwakilan resmi rakyat Palestina.

Setelah Intifadah pertama mencapai puncaknya dalam kesepakatan damai, rakyat menunggu dengan sabar perdamaian dan keamanan kembali ke wilayah Palestina. Penantian ini berlanjut hingga Sepetember 2000, ketika Ariel Sharon, yang dikenal sebagai “Penjagal dari Libanon,” melakukan kunjungan yang menghebohkan ke Mesjid al-Aqsa bersama puluhan polisi Israel. Kejadian ini memicu bangkitnya Intifadah al-Aqsa.

Rasa sakit dan penderitaan tak berujung orang-orang Palestina meningkat dengan adanya Intifadah al-Aqsa. Saat ini, tiap hari ada laporan yang menyebutkan anak-anak dan remaja meninggal di wilayah-wilayah Palestina. Semenjak awalnya di bulan September 2000 hingga Desember 2001, sebanyak 936 orang Palestina tewas (angka-angka ini bersumber dari Organisasi Kesehatan Palestina).95 Sepanjang pertikaian, satuan-satuan tentara Israel menjadikan banyak warga sipil, termasuk anak-anak yang pulang sekolah sasaran pengeboman dengan helikopter.


Tentara Israel menggunakan senjata mereka bukan untuk melucuti senjata anak-anak Palestina, melainkan untuk membantai dan membunuh mereka. Suleiman Abu Karsh, wakil menteri perdagangan Palestina, menyatakan perasaan rakyatnya mengenai Intifadah ini dalam sebuah wawancara:

Intifadah ini terlahir dari kekejaman Zionis Israel dan provokasi terhadap rakyat Palestina dan hal-hal yang kami anggap suci. Karena ikatan kuat rakyat Palestina terhadap tempat-tempat suci ini, khususnya Mesjid Aqsa, yang merupakan kiblat pertama Muslimin, mesjid mereka, dan salah satu titik pusat Haram asy-Syarif, Israel menunjukkan tindak kekejaman.

Tentara Israel, yang menjadikan warga sipil dan anak-anak sebagai sasaran, tidak ragu menembak bahkan anak-anak yang tengah bermain di tempat bermain sekolah. Karena jam malam yang diberlakukan oleh Israel, dalam tahun itu mereka lebih sering tidak pergi ke sekolah. Ketika mereka bisa bersekolah, mereka menjadi sasaran serangan Israel. Salah satu serangan itu terjadi pada 15 Maret 2001. Sewaktu murid-murid Sekolah Dasar Ibrahimi di al-Khalil tengah bermain selama jam istirahat, tentara Israel menembaki mereka. Kejadian ini, ketika enam anak-anak terluka parah, bukan contoh yang pertama maupun terakhir tentang kekejaman semacam itu.

Dalam The Palestine Chronicle, wartawan-penulis Ruth Anderson menggambarkan beberapa kejadian tak berperikemanusiaan dalam Intifadah al-Aqsa:

Tak ada yang menyebutkan seorang lelaki muda yang baru menikah yang pergi berdemonstrasi hanya untuk menjadi martir, meninggalkan pengantin wanitanya menjadi janda. Tak ada yang menyebutkan pemuda Palestina yang kepalanya diremukkan oleh orang Israel dan tangannya dipatahkan sebelum ia secara brutal dijagal. Tak ada yang menyebutkan seorang anak kecil berusia 8 tahun yang tertembak mati oleh tentara Israel. Tak ada yang mengatakan bagaimana para pemukim Yahudi, yang dilengkapi dengan berbagai jenis senjata dan disokong oleh pemerintah Barat, menyerang desa-desa Palestina dan mencabuti pohon-pohon zaitun dan membunuh orang-orang sipil Palestina. Tak ada yang menyebutkan bayi-bayi Palestina yang meninggal ketika rumah mereka dibom dengan serangan udara atau orang yang dihujani oleh peluru Israel ketika dipindahkan ke tempat aman. Setiap orang tahu bahwa bayi-bayi tidak bisa melempar batu. Sedih memang....

Kesedihan ini harus berulang dengan serangan udara tentara Israel baru baru ini :
Penyerangan Israel Atas Palestina di Jalur GAZA



Tragedi Kemanusiaan yang memilukan.
Lebih dari 750 orang cedera dalam serangan membabi-buta tersebut.



Kesedihan yang mendalam.
Ya.. Allah .. berikan mereka kesabaran dan bukalah pintu syurga bagi mereka yang gugur sebagai syuhada... Amiiinn...

Selanjutnya... »»

Halal dan Haram Uang Perjalanan Dinas

Bismillah,

Sebuah pesan singkat masuk ke dalam kotak sms di seluler saya. Isinya sederhana namun saya rasa akan sangat berguna untuk bagi para pembaca blog ini.

Isi sms tersebut lebih kurang “Halal ga kalo saya mengambil sisa uang perjalanan dinas? Sisa tersebut hasil dari penghematan jatah uang tadi selama bertugas” (saya ketik ulang dari sms yg masuk)

Beberapa waktu yg lalu, saya pernah juga menulis tentang korupsi di kantor. Saya melihat pertanyaan di atas sedikit banyak dengan artikel saya tersebut.

Namun, sebelumnya, saya sangatlah bersyukur bahwa masih ada kaum muslim yg masih memperhatikan asal datangnya rejeki yg dia terima (dan akan dia pergunakan untuk belanja dan memenuhi kebutuhan hidupnya). Seperti kita ketahui bersama, di jaman sekarang, sudah banyak kaum muslim yg TIDAK PEDULI dengan CARANYA mendapatkan rejeki. Yang penting duit, duit, duit.

Padahal, seorang suami, jika dia memberikan rejeki, yg didapat dari hasil/usaha yg haram, kepada keluarganya, maka insya ALLOH dia sudah mempersiapkan diri dan keluarganya untuk menempati kapling di neraka. Hal ini dikarenakan, daging yg tumbuh dari rejeki tidak halal akan menjadi kayu bakar di neraka kelak. Bahkan doanya tidak akan dikabul.

Kita bisa dalil2 berikut:
Al Baqarah(2):172: “Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik.”

Rasululloh SAW menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru: “Ya Robbku, Ya Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? (HR. Muslim)

Kembali kepada pertanyaan yg masuk, saya hendak memberikan jawaban sebagai berikut.

Uang perjalanan dinas, berdasarkan pengalaman orang tua saya, terbagi menjadi 2. Yang pertama, uang dinas yg dijatah dan boleh dipakai sampai habis. Yang kedua, uang dinas yg dijatah dan mesti dilaporkan pengeluarannya selama perjalanan.

Saat orang tua saya masih aktif di sebuah departemen, beliau selalu menanyakan kondisi uang dinas yg beliau terima, apakah termasuk kategori yg pertama atau yg kedua. Tujuannya jelas, agar uang dinas yg beliau terima terjaga dari hal2 yg syubhat (dan haram).

Untuk kondisi pertama, apabila kita bisa berhemat selama perjalanan dan ternyata ada sisa uang dinas, maka INSYA ALLOH UANG TERSEBUT HALAL. Apa sebabnya? Hal ini dikarenakan kantor sudah memberikan anggaran dan menyerahkan kepada kita dalam penggunaan uang anggaran tersebut.

Paman saya juga pernah mengalami kondisi yg serupa. Beliau mendapat tugas ke pulau Jawa dan lebih memilih menginap di rumah kami untuk menghemat. Dan kantornya tidaklah melarang ataupun menagih kembali sisa uangnya.

Sebaliknya, jika kondisi kedua, maka kita WAJIB MENGEMBALIKAN SISA UANG. Terlepas laporan (atau kuitansi) yg kita berikan kepada kantor adalah laporan (dan kuitansi) palsu, maka uang sisa dinas mesti dikembalikan.

Kesimpulannya, tanyakan dahulu bagaimana sikap kantor terhadap uang dinas. Apakah manajemen penggunaannya diserahkan kepada kita (dengan demikian kita bisa berhemat dan mengambil sisa uang) atau sisa uang mesti dikembalikan.

**tambahan: urusan kuitansi palsu (yg mengakibatkan biaya dinas membengkak, ataupun untuk mendapatkan keuntungan dari biaya dinas secara tidak sah) termasuk hal yg HARAM.

Semoga artikel ini bermanfaat, terutama bagi yg sering bepergian, terlebih bagi pegawai negeri sipil.

dr seorang teman

Selanjutnya... »»

Minggu, Desember 28, 2008

Ibadah, Antara Kualitas dan Kuantitas

Bismillah,

Malam itu, usai saya sholat tarawih di sebuah masjid, dengan jumlah raka’at tarawih sebanyak 20 raka’at, saya merenung dan berpikir ulang mengenai ibadah. Perenungan dan pemikiran ulang mengenai ibadah muncul setelah saya melihat (kembali) praktik ibadah yg dilakukan oleh (sebagian besar?) umat Islam (mungkin saja dilakukan di banyak tempat, tapi saya fokuskan di Indonesia dahulu).

Seperti judul artikel ini, saya berpikir ulang mengenai ibadah, antara kualitas dan kuantitas. Sebenarnya, ibadah seperti apa yg diharapkan serta diperintahkan oleh ALLOH SWT (dan Rasul-Nya) kepada umat-Nya? Apakah berlomba-lomba memperbanyak sholat, haji, dst dst, ataukah hanya ibadah seperlunya (dan sesempatnya)?

Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai hal ini, saya ingin mengingatkan mengenai egoisme ibadah yg pernah saya tulis tempo hari. Dalam artikel itu, saya tuliskan bahwa ibadah kita hendaknya berorientasi kepada aspek sosial, tidak hanya kepada keinginan pribadi saja.

Lalu, apa hubungannya dengan kualitas dan kuantitas?

Begini, kita ketahui bahwa umat Islam (di Indonesia) masih banyak yg cenderung (dan silau) kepada ibadah dengan kuantitas sebagai titik acuan. Saya ambil contoh untuk memudahkan ilustrasi ini. Masyarakat (Muslim) Indonesia akan lebih menghormati orang-orang seperti berikut:
- Berulangkali naik haji
- Menyumbang/memberi dana pembangunan masjid dengan jumlah cukup besar
- Berqurban sekian belas kambing dan sapi
- Mampu membangun masjid di mana-mana
- Dan masih banyak lagi

Sementara, orang akan cenderung melecehkan (menganggap rendah) orang-orang yg:
- Bertutur sopan dalam bergaul
- Menghormati pendapat orang, apabila berdiskusi
- Bersedekah dari pendapatannya yg tidak seberapa
- Dan masih banyak lagi

Maka, jelas bukan bahwa “Pak Haji” akan semakin terkenal apabila dia berulangkali naik haji dan gemar menyumbang di sana sini. Sementara kaum ‘tidak berpunya’ seakan tidak ada ‘kesempatan’ untuk menjadi ‘terkenal’.

Tapi, jangan salah dulu. Keterkenalan dan hal2 lain itu, semuanya kan dalam pandangan manusia. Bagaimana dalam pandangan ALLOH SWT? Belum tentu orang yg berulangkali naik haji, hajinya termasuk dalam haji yg mabrur.

Sebuah cerita mengenai seorang hamba ALLOH SWT yg memilih mengorbankan bekal hajinya, untuk diberikan kepada tetangganya, yg karena perbuatannya itu haji seluruh orang di tahun itu diterima ALLOH SWT, merupakan salah satu contoh bahwa KUALITAS LEBIH PENTING DARIPADA KUANTITAS.

Tentu saja, idealnya, kualitas dan kuantitas berjalan beriringan. Karena itulah puncak keimanan dan ibadah dari seorang hamba ALLOH SWT.

Kembali kepada fenomena sholat tarawih yang saya alami.

Dalam sholat tarawih 20 raka’at, sebenarnya saya tidak ada masalah dengan jumlah raka’atnya. Sayapun seringkali sholat tarawih dengan berbagai macam jumlah, entah itu 8 atau 20 raka’at. Seperti yg pernah saya tulis di blog ini, mengenai jumlah raka’at sholat tarawih, semuanya mempunyai dalil yang sama kuatnya. Jadi, bukan hal yg penting untuk diperdebatkan, apalagi hingga mencapai tahap debat kusir, debat tidak berkesudahan tanpa nalar dan keinginan untuk mencari solusi.

Yang menjadi masalah, adalah perilaku imam2nya pada saat sholat. Mereka BEGITU CEPAT membaca Al Fatihah dan surat lainnya. Bahkan, saking cepatnya, sang imam sempat salah membaca Al Ikhlas.

Suatu hal yg menyedihkan, menurut saya. Apa sebab, DEMI MENGEJAR JUMLAH RAKA’AT, mereka (para imam) cenderung tidak mempedulikan lafazh dan KETARTILAN bacaan Al Qur’an. Padahal, insya ALLOH, semua jumlah raka’at tarawih akan diterima-Nya. Janganlah terlalu pusing dengan jumlah raka’at.

Dengan demikian, jelaslah bahwa kualitas ibadah itu lebih penting.

Lantas, jika begitu, ibadah bisa ’seenaknya’ dong? Kan, yg penting kualitas?

Nah, ini sikap yg salah juga, apalagi sampai mengambil kesimpulan seperti itu.

Sebuah cerita di jaman Rasululloh SAW, bisa menjadi contoh. Saya tidak ingat persis cerita lengkapnya, jadi saya akan ambil intinya saja. Tiga orang datang ke rumah Rasululloh SAW. Mereka bertemu dg Aisyah untuk bertanya tentang cara ibadah Rasululloh SAW.

Usai mendapat jawaban Aisyah, si A berkata bahwa dia akan sholat terus-terusan sepanjang sisa hidupnya. Si B berniat akan puasa terus dan tidak akan berbuka. Sementara si C berkata dia akan mendedikasikan hidupnya bagi ALLOH SWT dan tidak akan menikah.

Saat Rasululloh SAW mengetahui hal ini, beliau menasehati ketiga orang tersebut. Bahwa beliau beribadah itu SEIMBANG ANTARA KUALITAS DAN KUANTITAS. Beliau berkata, bahwa beliau sholat tapi juga ada waktunya untuk mencari dunia (kerja). Beliau tidak terus menerus berpuasa, tapi ada saatnya berbuka. Dan beliau tetap menikah, tidak lantas mengasingkan diri.

Sebagai penutup, saya ceritakan lagi sebuah hadits dari Rasululloh SAW. Amal (kebaikan) yang disukai ALLOH SWT ialah yang langgeng meskipun sedikit. (HR. Bukhari). Dalam hadits itu, kembali kita bisa baca secara gamblang, Rasululloh SAW tidak menyinggung JUMLAH, tapi KUALITAS.

Semoga kita tidak lagi terjebak untuk ‘membabi buta’ mencari kuantitas ibadah, sementara kualitasnya terbengkalai.

Selanjutnya... »»

Jumat, Desember 26, 2008

MENYAMBUT TAHUN BARU ...?

Assalamualaikum……

Ikhwah Fillah,,,, Suerr Bukannya kita nanya yg ngga2 sama semua, tapi kita nanya jujur aza, apa tahun baru kudu bikin dosa baru??Kedengarannya emang nyentil,tapi ini asli ngajak kita semua mikir.Jadi berbahagialah kita yg udah dapetin teman baik buat ngajak kita kejalan yg benar dunia&akhirat pastinya.Duhhhhh enaknya………

Ikhwah fillah,,gejala yg umum terlihat dimasyarakat kita menjlang berakhirnya tahun baru masehi adalh maraknya pesta penyambutan tahun baru.Semua kalangan merayakannya dg suka cita,,dari mulai yg orok nyampe atas2nya ,,,wuih heboh banget..

Acara wajib dimalam tahun baru seperyi arak2an dijalan raya,tiup trompet,dan pesta kembang api udah biasa digelar.Di malam itu yg ada hanyalah kita&kesenangan,semua larut dalam gempitanya tahun baru.Selain aksi gila2an dimalam tahun baru,ada juga yg menyambut tahun baru dg segudang agenda,mulai dr agenda yg baik,agak baik,samapi yg miskin manfaat,bahkan menyesatkan.

Para desainer udah heboh bikin model pakaian yg bakal tren,model rambut dll deh…. selain itu yg ikutan heboh adalah para dukun &t ukangramal, jampi&mantera mereka dipercaya ampuh untuk tahun depan.,,harapannya sih tahun depan keberuntungan dapat selalu menyertainya,,,duilee ga salah tuh minta ama dukun????Ati2 Yeee….!!!! Belum lagi paranormal yg sok tahu bikin pernyataan tentang masa depan negeri ini&beberapa negara,,duh ada-ada aza ya??Aneh bin ajaib memang,dan celakanya banyak yg percaya sama kata2nya sang paranormal itu,,Ckckcckck,,,,pada sadar ngapa?? Jangan sampe tahun baru justru bikin dosa baru….Naudzubillah…..

Hey…ternyata da juga lho yg cuek bebek ama perayaan tahun baru. Mereka anggap biasa aza dan biarkan jalan sendiri.Tapi sayangnya mereka emang udah dari sananya ngga punya planning: dari hari kehari,minggu keminggu,bulan kebulan ngga ada peningkatan,,,prinsip hidupnya “gimana nanti aza” wah wah wah….kacau banget khan??

BTW,,gmana sich hukumnya merayakan tahun barumasehi & gimana sikap kita seharusnya dalam manfaatin waktu??/gmana juga biar ga tergoda tren2 yg ngga bener???/

Jangan latah Ikutan Heboh dech……merayakan tahun baru ngga diajarin ama Islam,apalagi dg cara2 berbumbu maksiat.Itu artinya,,perayaan tahun baru adalah budaya diluar Islam,bukan berasal dari Islam,,,OK!!!!!

Umat Islam oleh Rasulullah tidak diajarkan sama sekali untk menyambut tahun baru..Ngga sama sekali….Lagian emang penentuan & penanggalan tahun hijriah sendiri jauh setelah Rasulullah wafat.dan para sahabat pun tidak pernah merayakannya…dan kalaupun ada pada perayaan tahun baru hijryah para sahabat dulu merayakannya bersama anak2 yatim,mengisi pergantian tahun dg banyak dzikir,shalat,puasa dan amal shaleh lainnya..ga dg ugal2an ga puguh,,iya ga???Kitanya aza yg latah ama budaya selain Islam…tul ngga????

Sekedar ngingetin….perayaan tahun baru ini adalah biasa dilakukan oleh umat agama lain…mereka udah punya penanggalan masing2 nah setiap mereka masuk tahun baru mereka menyambutnya dg pawai keliling kota sambil meniup terompet& pesta semalam suntuk….Cape dech…….!!!!! Jangan sampe kita latah ikutan heboh dengan budaya kaum di luar Islam,apalagi kalo itu berkaitan dg prosesi keagamaan mereka…ati2 dech!!!!

Eh tapi yg lebih parah lagi banyak orang muslim yang merayakan tahun baru masehi sementara ia tidak tahu apa maknanya dan lebih naas ketika ada seorang muslim yang tidak tahu apa tahun baru Hijryah itu???/wah wah wah,,,,,,,kacau,,,,,tahun baru sndiri ga hafal????Kemana aza?????

Ya udah dech kita jangan melihat kebelakang…kita lihat ke depan…kita buka lembaran baru…kita songsong masa depan yg lebih cerah…..tumbuhkan semangat baru…. semoga kita dapat menjadi yang terbaik,,untuk siapa???/ Untuk diri kita,keluarga,saudara2 kita, agama,,,dan untuk semuanya,,,,OK!!!!ALLAHU AKBAR!!!!!!!

Siap melakukan perubahan?????? mari kita lakukan dg 3M……Insya ALLAH, Allah akan selalu membimbing setiap langkah kita…MAN JADA WA JADA!!!!!!!!!!

LA TAHZAN ALLAH MA ANA<<<

Wallahu Alam Bisshawab….Salam Ukhuwah

Selanjutnya... »»

Senin, Desember 22, 2008

Kisah Hikmah Seekor Ulat dengan Nabi Daud as

Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud a.s. sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.

Lalu Nabi Daud a.s. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”

Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud a.s. “Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud a.s. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?”

Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud a.s. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T.

Begitulah sikap para Nabi a.s. apabila mereka menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T.

Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

Selanjutnya... »»